Minggu, 14 Februari 2010

Telapak Emas Beracun

BAB 1

Can Jin Zhang yang mengejutkan


Belum pukul lima, tapi hari sudah tampak gelap, salju terus turun di kota Bei Jing, di atap setiap rumah dipenuhi dengan salju tebal, dari jauh antara langit dan bumi tampak menyambung dan berwarna keabuan.
Angin besar berhembus ke pepohonan yang juga sudah dipenuhi dengan salju, salju yang berjatuhan membuat burung-burung yang hinggap di pepohonan langsung beterbangan, saat itu bumi terasa sepi.
Di dekat kota di sebelah barat, ada sebuah jalan yang dipenuhi dengan batu kerikil, sekarang jalanan itupun tampak sepi, tidak ada sesosok bayangan manusia, hanya tampak prajurit yang sedang berpatroli menjaga kota, suara baju mereka yang tertiup angin terdengar dengan jelas dalam suasana yang dingin dan sepi itu.
Tapi bila kita berjalan semakin mendekati kota, hari sepertinya masih sore, di jalan besar di kota itu yang letaknya di barat, tampak lampu-lampu mulai dinyalakan. Orang yang berjalan di bawah siraman salju terlihat cukup banyak. Sekarang adalah awal jaman Dinasti Man Qing, dengan melihat keadaan kota Bei Jing dapat terlihat bahwa keadaan negarapun sangat tenang dan kuat, rakyat hidup dengan makmur. Beberapa rumah makan besar di jalan itu tampak dipenuhi dengan tamu. Di sebelah sana tercium harumnya arak dan sayur, saat itu adalah saat paling sibuk. Di ujung jalan itu ada sebuah rumah makan yang terkenal dengan masakan daging kambing, rumah makan itu bernama Xi Lai Sun, pintu utamanya menghadap ke jalan. Jendela-jendelanya digantung dengan tirai yang tampak berat dan tebal, pada saat membuka tirai terasa ada udara panas yang menyelubungi rumah makan itu.
Di balik pintu terdapat sebuah ruangan besar, ruangan itu berisi 10 meja lebih yang berbentuk bulat. Di atas meja ada sebuah wadah yang berisi bara api yang apinya berkobar dengan besar. Api itu digunakan untuk memanggang daging. Siapapun yang saling kenal di sana atau tidak saling mengenal, duduk bersama-sama mengelilingi meja bulat itu. Ada yang berdiri dan ada pula yang duduk. Tiga cangkir arak pasti akan masuk ke dalam perut, sambil mengobrol tidak tentu arah tanpa terasa mereka sudah menjadi teman, tapi setelah keluar dari rumah makan itu mereka tidak akan saling kenal lagi.
Dari rumah makan itu, bila masuk ke ruangan lebih dalam lagi kita akan melewati sebuah taman kecil, dan di sana terdapat kamar utama, yang setiap kamarnya pasti terdapat meja dan di atasnya terdapat wadah yang berisi bara api dengan kobaran api sangat besar. Itu baru tempat yang tepat untuk makan daging kambing.
Hari ini rumah makan Xi Lai Sun sangat ramai, ruangan yang berada di sebelah kiri sering terdengar tawa besar dan lepas. Pelayan rumah makan sibuk keluar masuk ruangan itu.
Ternyata kantor Biao terbesar di kota Bei Jing yang bernama Zhen Yuan, dengan pemimpin kantor Biao yang mendapat julukan Jin Gang Zhang (Telapak tangan baja/emas), bernama Si Tu Xiang Cheng, sedang menjamu para tamunya.
Si Tu Xiang Cheng sudah memimpin dunia persilatan bagian Da He selama 20 tahun tepatnya di daerah utara dan selatan. Namanya sangat terkenal. Pelayan rumah makan di sana berusaha menjilat orang yang terkenal seperti Si Tu Xiang Cheng.
Tiba-tiba dari luar tampak sebuah kereta yang berjalan dengan cepat memasuki rumah makan itu. Di sisi kanan dan kiri kereta itu tampak dua ekor kuda gagah, mereka seperti sedang menjaga kereta itu. Para penunggang itupun tampak gagah, tapi mereka tampak mengerutkan dahinya. Sepertinya mereka menyimpan sebuah kekhawatiran besar,
Dengan lincah mereka turun dari kuda, kemudian mereka membuka pintu kereta, dan membantu seorang laki-laki tinggi dan berwajah cekung turun dari kereta. Kedua mata laki-laki itu seperti terpejam, nafasnya terengah-engah, sepertinya untuk berjalan keluar dari kereta juga sangat sulit.
Sambil setengah menggendong laki-laki itu, kedua laki-laki itu membawanya masuk ke rumah makan Xi Lai Sun, bos rumah makan itu segera menghampiri mereka dan bertanya, “Tuan Guo Kedua, mengapa Anda bisa menjadi seperti ini? Apakah perlu kucarikan tabib?”
Kedua laki-laki itu tidak mempedulikannya, dengan nada kasar mereka bertanya, “Dimana ketua Biao? Tolong bawa kami ke sana!”
Bos rumah makan itu sadar telah terjadi sesuatu maka tanpa banyak bicara dia langsung membawa mereka melewati taman kecil itu.
Kedua laki-laki itu langsung mendorong pintu kamar, karena ada hal yang sangat penting, mereka sudah melupakan sopan santun, dengan suara serak mereka terus memanggil, “Ketua Biao!”
Jin Gang Zhang, Si Tu Xiang Cheng sedang minum-minum dengan gembira, yang duduk menemaninya kebanyakan adalah para pendekar yang berasal dari Huang He dan Zhang Jiang. begitu melihat ada orang yang tiba-tiba masuk, tentu saja mereka sangat terkejut, tapi setelah melihat wajah yang kekuningan itu mereka langsung tambah terkejut dan langsung berdiri, dengan cemas mereka bertanya, “Adik Kedua, apa yang telah terjadi?”
Orang yang sedang makanpun merasa kaget pada saat melihat apa yang ada didepannya.
Kedua laki-laki berbadan tegap itu segera menjawab, “Kami memang pantas mati!”
Karena merasa cemas wajah Jin Gang Zhang, Si Tu Xiang Cheng mengeluarkan keringat, lalu dia bertanya, “Apa yang telah terjadi?” Segera dia menarik sebuah kursi dan mempersilakan laki-laki yang tampak sakit itu untuk duduk di sana, dia berharap laki-laki itu bisa menjawab pertanyaannya, tapi laki-laki itu tampak lemah dan tidak bisa bicara.
Jin Gang Zhang, Si Tu Xiang Cheng adalah orang yang telah banyak makan asam garam kehidupan, kalau bukan karena suatu hal yang berat dia tidak akan cemas sampai seperti itu, karena laki-laki yang tampak sakit itu tak lain adalah saudara sehidup sematinya.
Di kantor Biao Zhen Yuan yang menduduki posisi kedua adalah seorang pesilat pedang yang bernama Guo Zhu, Guo Zhu sedang menangani antaran barang yang bernilai delapan ratus ribu tail perak milik pemerintah.
Sambil ketakutan kedua laki-laki itu berlutut lalu berkata, “Kami pantas mati karena kami tidak mampu melaksanakan perintah Ketua Biao, dan membuat wakil Biao terluka, dan barang-barang yang kami bawapun hilang semua.”
Karena merasa cemas Jin Gang Zhang, Si Tu Xiang Cheng menghentakkan kakinya, “Tidak disangka, benar-benar tidak disangka, barang-barang antaran bisa hilang, tapi di mana hilangnya? Siapa yang telah merampas dan merampok barang-barang itu? Di mana wakil Biao bisa terluka?”
Salah satu dari laki-laki berbadan tegap itu menjawab, “Baru saja kami membawa Biao (barang antaran) selama satu hari perjalanan, kami tidak menyangka akan terjadi hal seperti itu, pada saat melewati Zhang Jia Gou, di sana ada sebuah hutan yang tidak terlalu lebat, di sana tiba-tiba muncul seorang pesilat yang hanya mempunyai sebelah tangan, hanya mengatakan beberapa patah kata, dia dan wakil ketua sudah bertarung, tapi baru saja berlangsung beberapa jurus, wakil ketua sudah terkena serangan telapak tangannya, aku sudah lama ikut dengan Ketua Biao, tapi tidak pernah melihat ada orang yang berbuat begitu telengas, dan tidak hanya ilmu silatnya sangat tinggi, hanya mengandalkan sebelah tangannya dia bisa membunuh beberapa orang kita yang jumlahnya sekitar 20 orang, tidak ada seorangpun yang masih hidup, kecuali aku dan Wang Shou Zheng, semua mati di hutan itu.” suaranya serak, matanya memancarkan ketakutan, sepertinya dia begitu trauma menyaksikan hal yang begitu kejam, sehingga membuatnya benar-benar ketakutan.
Para pendekar yang berada di sana merasa terkejut mendengar penjelasan laki-laki itu, apalagi Jin Gang Zhang, Si Tu Xiang Cheng, dia berkata lagi, “Lanjutkan ceritamu!”
Laki-laki itu tampak menarik nafas dan berkata lagi, “Orang itu tidak membunuh kami berdua karena dia menyuruh kami kembali ke sini supaya bisa memberitahukan hal ini kepada Ketua bahwa dalam 3 bulan ini 3 kantor Biao yang ada di Bei Jing harus tutup semua, kalau tidak menuruti perintahnya maka begitu rombongan Biao keluar dari propinsi He Bei, mereka akan segera merampok dan semua anggota Biao akan dibunuh, setelah bicara seperti itu diapun menghilang.”
Jin Gang Zhang, Si Tu Xiang Cheng menggebrak meja dengan marah, “Dia sangat sombong!”
Laki-laki itu tidak berani bicara lagi, Si Tu Xiang Cheng berkata kepada laki-laki itu, “Teruskan ceritamu!”
Laki-laki itu melihat Guo Zhu yang tampak sekarat dan berkata lagi, “Lalu kami melihat barang-barang yang kami bawa ternyata masih utuh dan kamipun merasa lega, tapi rasa lega itu hanya sebentar karena secara tiba-tiba muncul puluhan ekor kuda dari dalam hutan itu, penunggang kuda itu adalah para lelaki berbaju hitam. Mereka masing-masing membawa sebuah kereta kuda yang berisi barang-barang Biao, pergi entah ke mana. Karena jumlah kami lebih sedikit maka kami tidak berani bertarung dengan mereka, bukan karena kami takut mati, tapi kami bertekad kami harus bertahan supaya bisa memberitahukan apa yang telah kami lihat di sana dan menyampaikan kalau saudara-saudara kita banyak yang kehilangan nyawa, hanya Tuan Guo Kedua yang masih terasa ada nafasnya, akhirnya kami membawanya kembali ke kota Bei Jing, tapi orang-orang kantor memberitahu bahwa Ketua sedang menjamu tamu, akhirnya kami datang ke sini!”
Setelah mendengar cerita itu, Si Tu Xiang Cheng diam tidak bicara banyak, dalam jamuan itu kebetulan ada dua ketua Biao lainnya, mereka adalah Tie Zhi Jin Wan, Wei Shou Ru (Jari bajabutiran emas) dan Pi Gao Zhang, Ma Zhan Yuan, serta dua bersaudara Bao Ding, yang merupakan pesilat tangguh, masih ada lagi Long Shi Jian, Lin Pei Qi (Naga tanpa pedang).
Long Shi Juan, Lin Pei Qi pun ikut mendengarkan cerita itu, tiba-tiba dia bertanya, “Di bagian mana Tuan Guo Kedua terluka?”
Laki-laki itu menjawab, “Orang itu menyerang dengan cepat, kami tidak tahu persis beliau terluka di mana, mungkin di daerah sekitar dada dan perut.”
Long Shi Juan, Lin Pei Qi menanggapi, “Oh!” dia bertanya lagi, “Apakah aku boleh melihat lukanya?”
Si Tu Xiang Cheng menarik nafas dan berkata, “Luka adik kedua sangat parah, sekarang bagaimana aku harus berbuat?”
Long Shi Jian, Lin Pei Qi mendekati Guo Zhu, membuka baju bagian depannya dan tiba-tiba dia berteriak, “Ternyata ini disebabkan oleh dia!”
Semua pendekar yang ada di sana bersama-sama bertanya, “Siapa dia?” nada bicara mereka penuh dengan rasa terkejut.
Lin Pei Qi berkata lagi, “Tidak disangka Can Jin Du Zhang (Telapak Emas Beracun)yang sudah menghilang selama 17 tahun tiba-tiba bisa muncul lagi sekarang, sepertinya generasi kita akan mendapatkan musibah lagi.”
Kata-kata Can Jin Du Zhang baru saja disebut, Ma Zhan Yuan dan dua bersaudara Bao Ding, merasa sedikit terkejut, tapi angkatan yang lebih tua seperti Wei Shou Ru dan Si Tu Xiang Cheng benar-benar sangat kaget.
Tampak di bawah dada Guo Zhu ada bekas luka berwarna emas menembus kulitnya dan bentuknya sangat aneh. Tiga jari dan jari tengah seperti terputus. Melihat bekas telapak ini, wajahnya pucat dan dia jatuh terduduk lemas di sebuah kursi.
Lin Pei Qi menghembuskan nafas dan berkata, “Can Jin Du Zhang sudah beredar di dunia persilatan selama 100 tahun setiap kali muncul dunia persilatan akan mengalami musibah besar-besaran, anehnya selama ratusan tahun ini orang-orang kalangan persilatan selalu menggosipkan bahwa orang ini pernah mati 4 kali, tapi setelah 10 tahun berlalu orang ini pasti akan muncul kembali, tidak perlu jauh-jauh 17 tahun yang lalu, aku dan Kakak Si Tu melihatnya sendiri, orang itu terluka di 13 tempat. dan juga terkena racun dari Si Zhuan Tang Men 5 bersaudara, kelihatannya dia sulit untuk bertahan hidup, tapi sekarang dia tiba-tiba muncul lagi.”
Si Tu Xiang Cheng pun tampak khawatir, lalu dia berkata, “17 tahun yang lalu, ayahku mengeluarkan undangan dan mengundang semua pendekar yang ada di dunia persilatan untuk melawan orang itu, tapi orang-orang Zhong Yuan yang berjumlah 50 orang, 32 di antaranya terluka, kelihatannya dia tidak mati, apalagi Yu Da Fu dengan pedang berhasil menusuk dada kirinya dan diapun terkena senjata rahasia keluarga Tang, di dunia ini tidak ada seorangpun yang bisa menawarkan racunnya, semua orang merasa gembira karena di dunia akan berkurang seorang siluman, tapi…. Apakah orang ini benar orang tidak bisa mati?”
Dia melihat Guo Zhu yang nafasnya terdengar semakin berat, dia merasa sedih melihatnya, lalu dia berkata, “Kelihatannya adik kedua tidak akan bisa bertahan lagi, tidak ada seorangpun yang bisa bertahan dari Can Jin Du Zhang! Heehh!”
Tiba-tiba dua Pendekar Bao Ding, sang Lao Da (kakak tertua) berkata, “Apakah benar di dunia yang begini luas tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkannya?”
Long Shi Jian, Lin Pei Qi menjawab, “Bukan aku menganggap remeh tenaga dan kekuatan kita, tapi di dunia ini benar-benar belum ada orang yang bisa melawannya, hanya saja orang itu dan keturunan Xiao Xiang Jian Ke entah ada hubungan apa, bila ada keturunan Xiao Xiang Jian Ke yang muncul, maka orang itu tidak akan berani muncul di dunia persilatan.”
Sun Can (salah satu dari dua pendekar Bao Ding) berkata, “Kalau orang itu adalah orang nomor satu di dunia persilatan, mengapa dia bisa cacat?”
Long Shi Jian, Lin Pei Qi berkata, “Kakak Sun belum lama muncul di dunia persialatan, apakah Kakak tidak tahu apa yang sedang beredar di dunia persilatan? 70 tahun yang lalu, Can Jin Du Zhang bertarung dengan pesilat pedang nomor satu yaitu Xiao Xiang Jian Ke, Xiao Ming, Xiao Ming dengan jurus 49 Shou Feng Wu Liu Jian berhasil menang setengah jurus darinya (Tangan angin tarian pedang Yang Liu), tapi Xiao Ming tidak berhasil melukainya, orang itu marah, dia memotong ibu jari dan jari tengah tangan kanannya sendiri, lalu dia bersumpah tidak akan pernah mau menggunakan pedang lagi, tapi mengenai tangan kirinya bisa cacat, itu karena tangannya dipotong oleh Dong Hai San Xian, Wu Zhen Zi. Apa alasannya? Tidak ada seorangpun yang tahu, Dong Han San Xian sudah 50 tahun tidak muncul, apakah dia masih hidup atau sudah meninggal tidak ada yang tahu, kecuali Dong Han San Xian, siapa yang mampu mengalahkan orang itu?”
Wei Shou Ru yang sejak tadi terdiam sekarang berkomentar, “Kalau turunan Xiao Xiang Jian Ke bisa mengubah keadaan ini, itu lebih baik, tapi masalahnya selama 50 tahun ini dia tidak mau mengurusi permasalahan dunia persilatan, mungkin sekarang dia bisa menghalangi bencana ini, tapi turunan Xiao Xiang Jian Ke selalu hidup menyendiri, tidak mau peduli dengan budi dan dendam, kecuali bila mempunyai plakat yang terbuat dari bambu itu, kita baru bisa mengundang mereka keluar.”
Dia bertanya kepada Long Shi Jian, Lin Pei Qi, “Kakak Lin sering berkelana di dunia persilatan, apakah ada orang yang memiliki plakat ini? Dan kepada siapa kita bisa meminjamnya?”
Lin Pei Qi tampak berpikir sebentar, lalu menjawab, “Dulu plakat Xiao Xiang Jian Ke berjumlah 7 buah dan dia sendiri yang mengukirnya, itu sudah ratusan tahun berlalu, sekarang walaupun masih ada tapi tidak banyak lagi, apalagi sekarang itu menjadi barang langka, orang yang memilikinya pasti menyembunyikannya, bila digunakan bukan untuk kepentingannya sendiri, dia pasti tidak akan mau memberikannya kepada orang lain bukan?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar