Minggu, 14 Februari 2010

Pendekar Sejagat

BAB 1

Zue He Tu ( Peta Sungai Darah)

Di kota Chang An, ada markas Biao Xue Hun (Pengiriman barang Darah dan Roh), setelah kentongan pukul 3 dini hari di sebuah gang panjang, di markas Biao Xue Hun yang megah, tiba-tiba muncul sesosok bayangan manusia di atas atap markas Biao itu.
Orang ini berjalan cepat sekali di atas bubungan atap. Langit begitu gelap bumi pun gelap, tidak ada bulan ataupun bintang. Orang ini dengan cepat melewati bangunan loteng markas Biao Xue Hun, kemudian dia melihat ke kiri dan ke kanan lalu dengan cepat meloncat turun dari sana.
Baru saja dia turun dia langsung berlari dengan cepat di halaman markas Biao yang panjang dan berliku-liku, di setiap belokan terdapat sebuah lampu yang masing-masing tidak sama terangnya. Orang itu dengan cepat keluar dari halaman itu, dia berlari begitu cepat, tapi langkahnya sama sekali tidak terdengar sedikitpun, dari sini dapat diketahui bahwa ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi, boleh dikatakan sudah mencapai tingkat tertinggi.
Begitu keluar dari halaman, segera dia memasuki ruang utama markas Biao Xue Hun.
Ruangan itu sangat gelap, di sana sangat luas tapi sebuah lampu pun tidak ada. Di kedua belah tembok terpasang deretan senjata, seperti barisan pengawal yang berdiri dengan gagah di sana.
Orang ini merasa sedikit terkejut, dia sedang memikirkan sesuatu tiba-tiba terdengar suara senjata yang berbunyi, orang ini melihat ke sekelilingnya, ternyata di bubungan rumah sudah terdapat 4 orang yang sedang meluncur turun ke bawah. Disebut 4 orang sepertinya itu tidak tepat, mungkin kata-kata yang tepat adalah ada 4 buah golok, 4 golok yang tipis, sangat cepat dan beracun, yang dinamakan Yan Ling Dao (Golok Ekor Walet). Yang terlihat hanya golok tidak terlihat adanya sosok orang, mereka menggerakkan golok mereka dari atas mengarah pada kepala orang yang datang tidak diundang itu.
Orang itu menghindar dengan meloncat, tubuhnya masih berada di dalam ruangan, empat buah golok menyerangnya, tidak ada satu pun yang mengenai tubuhnya, kaki orang itu belum menapak tanah, dari ruangan dalam muncul lagi empat orang yang memegang golok, mereka bergerak dengan cepat dan golok tampak berkilauan, mereka menyerang ke arah kakinya.
Orang itu berteriak, “jurus golok Menyapu, benar-benar bagus!”
Suaranya menggetarkan ruangan itu, kakinya secara berturut-turut nenendang 4 golok itu, semua terkena tendangannya langsung melayang jauh, ketika kakinya baru menginjak tanah, keempat orang itu karena melihat teman mereka tidak berhasil meringkus orang itu, dengan cepat mereka masuk ke dalam kegelapan, orang itu hendak bertanya, tapi senjata rahasia kembali sudah menyerangnya.
Waktu itu terdengar sebuah suara yang berwibawa keluar dari kegelapan, “berhenti!” cahaya lilin langsung menerangi ruangan itu, orang yang tidak diundang itu berdiri di tengah ruangan, sepasang tangannya, jari-jari tangannya menjepit 10 panah, 3 buah biao, dan 7 buah biao berbentuk paku.
Di ruangan itu terdapat meja besar, di sana sudah duduk 3 orang laki-laki, salah satunya adalah seorang tua dengan tubuh yang tinggi besar, matanya terlihat sangat bersemangat, sepertinya dia adalah seorang pesilat tangguh. Orang yang berada di sisi kirinya wajahnya dipenuhi dengan cambang, dia pun berperawakan tinggi besar, kedua kepalan tangannya bila disatukan besarnya seperti sebuah kepala orang, begitu melihatnya akan segera diketahui bahwa dia mempunyai tenaga yang besar dan juga pemberani. Orang yang berada di sisi kanannya berwajah putih dan tidak bercambang, tangannya selalu memegang kipas, tulang jarinya panjang dan terlihat sangat santai.
Dari sisi ruangan itu muncul sekitar 40-50 orang, orang tua yang berbadan tegap itu tertawa dan berkata, “aku kira siapa yang datang, ternyata adalah Elang Sakti Zhong Yuan, Kakak Shang, kami beri hormat kepada Anda.”
Orang itu baru melepaskan rasa tegangnya dan dia berkata, “apakah ini adalah cara kalian menyambut tamu?”
Orang tua itu berdiri dan berjalan mendekati orang itu, dia tertawa dan dengan akrab menepuk pundak orang itu dan bicara, “Kakak Shang, aku minta maaf, kau sendiri tahu bahwa musuh sudah kami undang jam 4 dini hari, dia ingin mengambil Xue He Tu (Peta Sungai Darah), tentu saja kami harus lebih berhati-hati.”
Si Wajah Putih pun berdiri dan tertawa, “maaf, Pendekar Shang, meskipun markas Biao kami memiliki halaman yang berliku dan senjata Golok Langit dan Bumi, serta ada senjata rahasia lainnya, semua ini mana bisa mencegah langkahmu?”
Si Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun adalah seorang rase tua yang sudah berpengalaman di dunia persilatan. Dan dia adalah seorang penjahat tunggal yang terkenal, karena terus menerus dipuji, membuat hatinya serasa melayang karena senang, dia berkata, “tidak, tidak, markas Biao Xue Hun penjagaannya lumayan ketat, sebenarnya kedatanganku kali ini pun tidak bisa membantu apa-apa, Kakak Shen dan Kakak Luo terlalu memuji.”
Orang tua itu adalah ketua markas Biao Xue Hun, dia dijuluki Telapak Sakti Xue Hun, Luo Tian Chi yang berwajah putih yang kelihatannya seperti pelajar adalah wakil ketuanya, dia dijuluki Xiu Li Re Yue (Lengan Baju Matahari Bulan), Shen Qi Shan dan laki-laki tua yang penuh dengan cambang, dia adalah ketua persilatan Ma Zhou Fa, dia dijuluki dengan Zhang Er Jin Gang (Dua Emas Baja), Zhang Er Jin Gang (diibaratkan orang yang tinggi besar dan kuat).
Luo Tian Chi tertawa dan berkata, “kalau begitu Kakak jangan merasa sungkan, silakan duduk!”
Tiba-tiba dari luar terdengar suara dingin yang berkata, “Luo Tian Chi, mengapa kau pilih kasih?” seseorang telah datang lagi bersamaan dengan perkataannya yang selesai, dia adalah seorang tua yang tinggi, kurus, dan kering.
Luo Tian Chi terpaku, segera dia mengerti apa yang dimaksud orang tua itu, ternyata dia adalah si Mayat Kering, “Kakak Qu, ilmu meringankan tubuhmu sangat tinggi, tiba-tiba saja kau sudah berada di sini, tapi kami masih belum menyadari kedatanganmu.”
Si Mayat Kering, Qu Li Ren berkata, “aku ikut dengan Lao Shang ke sini, dia sudah membantuku melewati banyak cobaan, aku belum sempat berterima kasih kepadanya.”
Kata-kata ini seperti memuji tapi juga seperti menertawakan Shang Bu Yun, dia merasa tidak enak, dia ingin marah, Xiu Li Ri Yue, Shen Qi Shan memutar matanya, segera dia tertawa dan berkata, “kedua pendekar, duduklah dulu. Pelayan, suguhkan teh kepada kedua pendekar ini!”
Luo Tian Chi pun berkata, “Kakak Shang, Kakak Qu, kali ini apakah Xue He Tu bisa dipertahankan? Kami benar-benar mengandalkan kalian berdua, bila aku hanya mengandalkan tujuh teknik halaman dan golok Langit Bumi, jangankan Wo Shi Shui (nama orang), Guo Ao Bai pun tidak bisa kami tahan.”
Shang Bu Yun mengerutkan dahinya dan bertanya, “apakah Pendekar Wo Shi Shui pun menginginkan Xue He Tu?
Dengan suara pelan Luo Tian Chi berkata, “benar, kalau tidak aku tidak akan meminta kepada ketua Kakak berdua datang ke sini membantu kami, harus diketahui Xue He Tu milikku, kami mendapatkan Xue He Tu setelah kami membunuh keluarga Zhong Yuan yang menitipkan barang Biao nya kepada kami, markas Biao Xue Hun pun sudah kehilangan 30-40 orang pesilat tangguh, setelah Xue He Tu jatuh ke tangan kami, kami berusaha mendapatkan harta karunnya, dan tentu saja nanti akan kami bagikan rata kepada ketua kalian masing-masing, Chang Xiao Bang (Perkumpulan Panjang Tertawa) sedang menambah sayap kekuasaannya, kalau mereka bisa mendapatkan harta ini, berarti kita hanya memdapat angin.”
Wajah Qu Li Ren sangat serius, “kedatangan Guo Ao Bai saja sudah cukup merepotkan dengan ilmu pedang Qi Chong Tian Jian(Tujuh Macam Jurus Pedang), menurut orang-orang dia tidak terkalahkan, sekarang ditambah lagi dengan Wo Shi Shui, hal ini benar-benar membuatku menjadi sakit kepala, Wo Shi Shui yang selalu menganggap dirinya adalah seorang pendekar, mengapa dia pun ikut-ikutan menginginkan Xue He Tu?”
Xiu Li Re Yue, Shen Qi Shan berkata, “langit tahu siapa yang pantas disebut pendekar, bila sudah mendapatkan Xue He tu, dia pasti akan menolong orang-orang miskin, di dunia ini banyak sekali orang miskin, mana bisa kita menolong mereka semua? Lebih baik berikan saja kepada kami, Chang Xiao Bang, yang akan menjadi perkumpulan silat nomor satu di dunia persilatan.”
Telapak Sakti, Luo Tian Chi berkata, “aku takut Wo Shi Shui sudah mengetahui bahwa markas Biao Xue Hun bergabung dengan Chang Xiao Bang, dan dia sengaja datang untuk mengacau, sebenarnya Biao yang dititipkan mereka seperti mengantarkan kambing masuk ke mulut harimau, yang aku takutkan bila kita sering melakukan pekerjaan seperti ini, maka semuanya akan diketahui oleh orang-orang dunia persilatan.”
Si Elang Sakti, Shang Bu Yun berkata, “aku tidak percaya bahwa Wo Shi Shui begitu kuat, kita menasehati supaya dia merampok orang yang kaya saja untuk menolong yang miskin.”
Si Mayat Kering, Qu Li Ren dengan wajah serius berkata, “Adik Luo, tadi kau mengatakan mereka sudah tahu bahwa kalian telah bersekongkol dengan Chang Xiao Bang, apakah masih ada orang lain yang menginginkan Xue He Tu?” saat mereka mengobrol terdengar bunyi kentongan menunjukkan pukul 4 subuh.
“Sudah pukul 4, kalian harus bersiap dan hati-hati,” kata Luo Tian Chi, wajahnya terlihat tegang, dia berkata lagi, “malam ini ada seseorang lagi yang akan datang….”
Kata Shang Bu Yun dengan dingin, “siapa lagikah yang datang untuk mengantarkan kematiannya sendiri?”
Jawab Luo Tian Chi, “orang berbakat dari Jiang Nan, Fang Zhen Mei!”
Shang Bu Yun dan Qu Li Ren secara bersama-sama mundur 2 langkah dan berseru, “apa? Fang Zhen Mei?”
Tepat pada saat itu masuklah seseorang dengan cara seperti melayang ke dalam ruangan itu, sekali bergerak seperti bayangan sekejap empat orang dan empat golok yang di pegangnya ternyata sudah patah, juga keempat telinga orang itu ternyata sudah terlepas, ada luka menganga bekas sayapan pedang, darah masih terus mengalir, kelihatanya bila lawan ingin mengambil nyawa keempat orang itu, bisa dilakukan dengan mudah.
Qu Li Ren berkata, “orang yang mengantarkan kematiannya sudah datang!”
Luo Tian Chi berteriak, “siapa kalian? Harap sebutkan nama!” dari luar muncul seseorang mengenakan baju berwarna hijau, pedangnya panjang, sepatah demi sepatah kata dia mulai bicara, “aku datang dari Qing Chong Shan, namaku adalah Guo Ao Bai, Luo Tian Chi, kau sudah membunuh orang dan mengambil benda berharga, cepat keluarkan Xue He Tu, dan kemudian potong tanganmu sendiri, maka aku akan membiarkanmu hidup!”
Walaupun Luo Tian Chi sangat berpengalaman, tapi dipelototi dengan sorot mata seperti pedang oleh pemuda itu, tidak terasa dia sudah mundur dua langkah, tanpa sadar dia memegang Xue He Tu yang tersimpan di balik bajunya.
Tiba-tiba ada yang membentak, “jangan keluarkan!” Seorang laki-laki yang tinggi dan besar, Chang Er Jin Gang, Ma Zhao Fu seperti seekor elang bergerak melayang ke arah mereka, dengan pentungan besi seberat 32 kilogram, dia memukul kepala Guo Ao Bai.
Si Mayat Kering, Qu Li Ren segera membentak, “jangan ceroboh!” tapi tidak keburu, tubuh Ma Zhou Fu yang tingginya seperti gunung sudah berada di atas kepala Guo Ao Bai. Bahu Guo Ao Bai bergetar, kilauan pedang seperti riak air yang bergerak, Ma Zhou Fu mengeluarkan suara aneh, kedua telapak tangannya sudah berlubang oleh tusukan pedang.
Tapi terlihat Guo Ao Bai tetap santai, tangannya pun tidak memegang pedang.
Si Mayat Kering, Qu Li Ren berteriak, jurus cakar mayat yang sudah dilatihnya selama 40 tahun, mulai dikeluarkan, jurus itu seperti bayangan cakar, bayangan tangan sepertinya mengarah kepada Guo Ao Bai.
Shang Bu Yun berkata kepada Luo Tian Chi, “ilmu silat bocah itu sangat tinggi, aku akan membantu untuk membunuhnya!”
Luo Tian Chi pun sebenarnya merasa jengkel, ketua pelatih kantor Biao tidak bisa menahan serangan dari seorang pemuda yang usianya pun belum mencapai 20 tahun, dia merasa malu dan juga sedih. Shang Bu Yun segera maju, dengan jurus cakar elangnya dia memasuki arena pertarungan.
Harus diketahu bahwa Mayat Kering dan Elang Sakti adalah dua dari 5 tetua bendera hitam di Chang Xiao Bang, ilmu silat mereka sangat tinggi, bila mereka bergabung melawan musuh, sepertinya pesilat tangguh mana pun akan sulit untuk bertahan. Tapi setelah mereka berdua bertemu dengan Guo Ao Bai, mereka sama sekali tidak bisa berbuat banyak, begitu bahu Guo Ao Bai bergoyang, segera cahaya pedang tampak berkilauan, mereka berdua berusaha bertahan, tetapi Guo Ao Bai pun tidak gampang menahan serangan dari mereka berdua, karena itu pula maka mereka bertiga terus bertarung terus dengan sengit.
Tiba-tiba di luar ada yang tertawa dan berkata, “baiklah, aku juga akan ikut bergabung dengan kalian!”
Luo Tian Chi sangat terkejut dan dia berteriak, “cepat halangi dia dari pintu!”
Sekitar 30-40 guru Biao sudah berlari ke depan pintu, tapi seseorang yang mengenakan baju berwarna hitam tetap bisa masuk ke dalam ruangan, semua yang menghalangi langkahnya berhasil dipukul hingga roboh. Begitu banyak orang yang menyerangnya tapi dalam waktu singkat sudah banyak yang terluka atau bahkan roboh. Terdengar orang itu berkata lagi, “aku akan membantumu!”
Shang Bu Yun marah, ilmu cakar elangnya bergerak mulai menyerang dari atas ke bawah, tiba-tiba dia melihat sepasang mata yang bersinar dari orang itu. Sebuah pukulannya membuat Shang Bu Yun roboh, mungkin tidak akan bisa bangun dalam waktu 3 jam!
Guo Ao Bai melihat ada orang yang datang membantunya, dia marah dan berkata, “tidak perlu membantuku!”
Tapi si baju hitam sudah memukul Shang Bu Yun hingga jatuh terkapar, dia segera menyerang si baju hitam dengan pedang, dalam suasana yang serba kacau itu, si baju hitam masih bisa menghindar, sambil menahan serangan dia berteriak, “baiklah, aku berniat untuk membantumu tapi kau membalasnya dengan cara seperti ini, kalau saja kau bukan orang baik kau sudah kupukul!”
Dia mengeluarkan tangan untuk memukul, Qu Li Ren yang akan melarikan diri, sudah tidak dapat menghindari serangannya, kemudian terdengar suara BUUK, dia sudah jatuh terlentang.
Guo Ao Bai tampak lebih marah lagi, segera dia menyerang orang itu dengan beberapa jurus pedang, tapi si baju hitam itu sudah berada di dalam ruangan. Luo Tian Chi melihat orang yang datang begitu ganas, dia merasa terkejut dan berkata, “apakah dia adalah Pendekar Wo Shi Shui?” Dia mendengar jawaban, “benar!” segera sepasang tangannya sudah tertotok dan Xue He Tu yang tersinpan di balik bajunya berhasil diambil oleh orang itu, Luo Tian Chi pun terjatuh. Guo Ao Bai berteriak, “Wo Shi Shui, jangan pergi!”
Wo Shi Shui dengan jurus menyapu, dia menyapu Shen Qi Shan yang masih terpaku karena terkejut, kemudian dia berbalik ke arah Guo Ao Bai dan berkata, “malam ini aku tidak mempunyai waktu untuk mengobrol, aku harus mengembalikan Xue He Tu kepada keluarga Zhong Yuan.”
Guo Ao Bai marah dan mengejarnya, tapi karena Shen Qi Shan yang disapu oleh orang berbaju hitam sehingga terjatuh ke arahnya, maka tangannya yang memegang kipas dengan cepat menotok Guo Ao Bai. Guo Ao Bai membalikkan tangannya, pedangnya sudah membelah kipas Shen Qi Shan menjadi dua bagian, pada waktu itu juga lutut Shen Qi Shan bertambah 2 lubang dan tampak bekas tusukan pedang. Dia jatuh dengan posisi berlutut.
Guo Ao Bai masih berniat untuk mengejar Wo Shi Shui, ternyata dia sudah menghilang.
Wo Shi Shui sudah meloncat ke atas bubungan atap dan berlari, angin berhembus dengan dingin, angin subuh membuat orang merasa dingin.
Dengan tersenyum Wo Shi Shui mengeluarkan Xue He Tu dari balik bajunya, begitu melihat, dia langsung terkejut karena Xue He Tu yang dirampasnya hanya berupa gulungan kertas putih kosong dan tidak ada gambar petanya, di atas kertas itu tertulis :
Xue He Tu. Xue He Tu.
Akan kukembalikan kepada keluarga Zhong Yuan.
Tuan hanya mendapatkan rasa lelah.
Chen Mei yang berdosa memberitahukan.
Yang bertanda tangan di bawah adalah si Baju Putih Jiang Nan, Fang Chen Mei.
Wo Shi Shui segera menggulung kertas itu dan dia menghela nafas panjang, baju hitamnya tertiup angin tampak berkibar di atas atap. Bulan yang bulat dengan diam melewati kepalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar