Minggu, 14 Februari 2010

Hoei Ho Gwa Toan


Kisah si Rase terbang
Hujan turun di hari Sabtu sore kemarin, begitu deras, bagaikan dicurah dari langit saja. Duduk di teras belakang rumah, memandangi air yang turun, menyeduh kopi, menghirup kehangatan di sore yang mendingin, menghitung tetesan air hujan. Entah kenapa tiba2 pikiran melayang ke adegan pembukaan HoeiHo GwaToan. Kaki tergerak, segera menaiki tangga ke lantai dua, menurunkan buku dari lemari.

Ya kenapa HoeiHo GwaToan? Mungkin karena kemiripan situasi. Yang jelas adegan pembukaan buku itu membekas dalam ingatan. Adegan di rumah keluarga Siang. Teriakan itu begitu khas, seakan bergema dalam ingatan. Biauw Djin Hong dan Ouw It To. Dan dua orang bujang berlari di ruang LianBoeThia keluarga Siang membawa papan kayu berbentuk orang bertuliskan kedua nama itu. Di luar sedang hujan. Dan banyak orang tertunda perjalanannya karena hujan, terpaksa berhenti di rumah keluarga itu.

Membuka buku, mengenang ceritanya dan segera tenggelam ke dalam lembar2 HoeiHo GwaToan. Entah kapan kemudian hujan berhenti, dan walaupun petang sudah tiba sejak tadi, barulah teringat untuk meletakkan buku.

HoeiHo GwaToan pernah dibaca beberapa kali, yang pertama waktu SD dulu. Tentu saja waktu itu belum sadar bahwa ini karya ChinYung, lebih menganggap ini karya OKT. Bahkan awalnya tidak sadar kalau ada buku SwatSan HoeiHo, walaupun kemudian segera sadar akan adanya buku tersebut dari iklan baris yang ada di lembar belakang buku cersil dan keterangan suheng2. Bahkan cukup lama waktu yang dibutuhkan sebagai jarak antara membaca HoeiHo GwaToan dan SwatSan HoeiHo, karena yang terakhir barulah dibaca secara lengkap waktu SMA. Sebelumnya buku itu hanya pernah dibaca satu atau dua jilid saja dari 4 jilid buku.

Tidak aneh jika baru belakangan kemudian sadar bahwa buku SwatSan HoeiHo adalah terbit terlebih dahulu dari HoeiHo GwaToan. Dan barulah kemudian sadar bahwa sebenarnya HoeiHo GwaToan ditulis untuk menjawab beberapa pertanyaan para pembaca yang timbul sebagai reaksi setelah membaca SwatSan HoeiHo.

Nama ChinYung muncul setelah SMA, setelah diberitahu seorang teman yang sanggup membaca dalam edisi aslinya. Walaupun sejak timbulnya kasus ToLiongTo dan IeThian ToLiong beberapa tahun sebelumnya, mulai memberi sedikit pencerahan bahwa baik OKT dan GanKL adalah penterjemah bukan pengarang aslinya. Dan butuh beberapa lama lagi untuk sadar bahwa HoeiHo GwaToan adalah juga karya ChinYung.

Membaca HoeiHo GwaToan sebelum membaca SwatSan HoeiHo memberi kesan yang berbeda. Karena itulah kedua cerita ini kemudian dibaca beberapa kali. Kali terakhir dengan mengikuti urutan seperti terbitnya dahulu. Tujuannya adalah untuk merasakan apa sebetulnya yang dirasakan oleh para pembaca dulu.

Dan yang juga menarik buku itu dibaca sebelum sadar pengarangnya adalah ChinYung, opini yng timbul memang melulu dari cerita dan anggapan bahwa OKT adalah pengarangnya. Ketidak tahuan ini membuahkan hasil juga, karena mengasah kemampuan untuk merasakan sesuatu yang berbeda yang sebenarnya menjadi ciri khas masing masing pengarang. Waktu itu mulai dapat merasakan perbedaaan PengTjoanThianLie dan SinTiauw HiapLu, karena gaya dan kekhasan masing2, walaupun belum tahu bahwa buku itu dikarang oleh orang yang berbeda tetapi diterjemahkan oleh orang yang sama OKT. HoeiHo GwaToan dibaca pertama kali pada masa naïf ini, zaman dimana penerjemah dianggap sebagai pengarangnya oleh sebagian besar pembaca yang tidak tahu.

Saat itu bukan aneh di banyak benak pembaca sudah terbentuk satu opini pula bahwa cerita silat haruslah sebuah cerita dengan tokoh utamanya bersenjatakan pedang. Tidak seru kalau tidak dengan pedang. Inilah masa dimana kalau ada tersedia dua buku silat maka yang diambil untuk dibaca terlebih dahulu adalah buku silat yang tokoh utamanya menggunakan pedang. Mungkin bagi banyak orang pengalaman membaca HoeiHo GwaToan lah yang kemudian mengikis pendapat itu. Mungkin cerita inilah yang menelurkan kesadaran utnuk memisahkan cerita silat menjadi paling tidak dua hal, yaitu kekuatan cerita dan perihal lain yang menjadi alat pendukung untuk membuat cerita jadi menarik, dalam hal ini penggunaan ilmu silat, senjata maupun yang lainnya.

Apa sebetulnya yang menarik dengan HoeiHo GwaToan? Tentu saja karena cerita ini adalah prequel dari SwatSan HoeiHo. Bisa jadi si pengarangnya mungkin bahkan tidak memikir untuk pernah menulis prequel nya pada waktu menulis SwatSan HoeiHo. Karena itu apa yang sudah ditulis di SwatSan HoeiHo mengikat pengarangnya, dalam banyak hal membatasi si pengarang untuk bercerita di prequelnya.

Oleh sebab itu SwatSan HoeiHo membatasi cerita HoeiHo GwaToan. Lantas bagaimana agar membuat HoeiHo GwaToan tetap menarik?

Diluar dugaan walaupun ada sejumlah batasan2 itu, tetapi ChinYung bisa menyelesaikan persoalan ini dengan baik.

Karakter utama HoeiHo GwaToan adalah Ouw Hoei, satu karakter yang sudah dimunculkan di cerita SwatSan HoeiHo. Didalam SwatSan HoeiHo karakter utama OuwHoei memang justru bahkan bisa disebut se akan2 berada di latar belakang. Dibutuhkan sekian lembar halaman sebelum kemudian OuwHoei dimunculkan. Tetapi inilah `kekhasan' gaya ChinYung di awal2 kepengarangannya.

Baik TanKeeLok, OuwHoei, WanSienCie, KweeTjeng, YoKo juga tidak dimunculkan di lembar pertama, butuh sekian halaman sampai kemudian pembaca sadar oh inilah tokoh utama cerita. Tentu saja itu masuk dalam gaya bercerita.

ChinYung di HoeiHo GwaToan memperkenalkan karakter baru yang memang tidak ada di cerita SwatSan HoeiHo, disamping tentunya sejumlah terbatas karakter yang memang ada di cerita SwatSan HoeiHo, yang menjadi benang merah kedua cerita itu.

Walaupun terbit belakangan tetapi HoeiHo GwaToan adalah cerita tentang masa muda OuwHoei, cerita tentang bagaimana dia menjadi seperti OuwHoei yang muncul di SwatSan HoeiHo. Di dalam cerita ini dia terlibat asmara dengan dua gadis WanCieIe dan ThiaLengSo.

Walaupun kedua karakter gadis ini menarik, tetapi karakter WanCieIe lebih biasa lebih mudah untuk dilupakan. Pada saat mengarang HoeiHo GwaToan ChinYung telah menciptakan beberapa karakter perempuan, baik dalam kapasitas sebagai karakter utama maupun sebagai karakter pembantu.

Karakter yang lebih berkesan adalah ThiaLengSo, si nona ahli racun yang pintar. Kepintaran ThiaLengSo sama dengan OeyYong. Ada 3 karakter utama nona pintar yang diciptakan oleh ChinYung, mereka adalah ThiaLengSo, OeyYong dan TioBeng. Sedang YimIngIng dan OngGiokYan, walaupun pintar juga tetapi sedikit berbeda, karena terasa lebih lemah, sedang ThiaLengSo, OeyYong dan TioBeng tidak hanya pintar juga tidak lemah.

Tentu saja ada karakter2 lain yang juga pintar tetapi mereka bukan karakter utama tetapi lebih karakter pembantu. Sudah pasti ChinYung belajar juga dari reaksi pembaca terhadap karakter2nya, walaupun dia berusaha untuk tidak mengulang karakter dari satu cerita ke cerita berikutnya, bagaimanapun tetap bisa dilacak bagaimana usahanya tidak mengulang itu dan adanya sedikit pengulangan dengan modifikasi sedikit disana dan disini. Tepatnya lebih cocok dikatakan penyempurnaan karakter.

HoeiHo GwaToan walaupun bercerita tentang OuwHoei, tetapi kehadiran ThiaLengSo benar benar mencuri panggung utama cerita ini. Kehadirannya memberi warna yang indah ke dalam cerita ini. ThiaLengSo benar2 satu karakter yang kontras dengan karakter perempuan utama di SwatSan HoeiHo, BiauwYokLan yang se akan2 di ambil dari cerita film Hollywood. Seorang anak yang manja. Tetapi kenapa BiauwYokLan seperti ini justru bisa diselesaikan dengan baik di cerita HoeiHo GwaToan.

Menjadi pengarang adalah menciptakan karakter. Melalui karakter ciptaannya, terutama jika susah dilupakan dan dikenang selalu oleh pembaca, si pengarang menjadi terkenal atau tidak. ThiaLengSo satu karakter yang termasuk istimewa, kecintaan dan keberanian untuk berkorban yang ditunjukkan ThiaLengSo membuat karakter ini jadi selalu dikenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar