BAB 1
Mental kuat tahan bertarung
Tertangkap karena terluka
Bulan ketiga dimusim semi, diatas gunung yang tinggi, langit diliputi dengan awan putih yang tebal, terlihat dari kejauhan seperti ada seorang tua kurus yang sedang melamun.
Guo Fei Hong yang duduk sendirian diatas gunukan tanah, juga sedang memperhatikan seorang tua kurus yang ada diseberangnya, saat ini, Guo Fei Hong sudah lama memperhatikannya.
Tubuh yang kurus, wajah yang kurus, sepasang alis putih yang panjang---sehelai demi sehelai tumbuh seperti jarum perak, apa lagi topi angin dikepalanya yang berwarna ungu tergantung sebuah bulu bola sebesar kapalan tangan, menjadikan penampilan orang tua ini tidak karuan, dilengkapi dengan tingkahnya yang sedikit seperti orang gila, tidak bisa tidak menjadi perhatian semua orang!
Ditangannya ada arak, dihadapannya ada masakan, dengan panorama matahari terbenam yang indah, tidak aneh jika dia bisa sendirian menikmatinya!
“Didunia kalau ada teman, sejauh apapun seperti bersebelahan!”
…Saat sedang berkata dua kalimat ini, jelas sepasang mata orang tua itu sedang menatap Guo Fei Hong, “Mari, saudara kecil, temani aku minum segelas, bagaimana?”
Guo Fei Hong baru sadar, dia memperhatikan orang tua itu, di lain pihak orang tua itupun sama-sama sudah sejak tadi memperhatikan dirinya sendiri------
“Tidak......” dia dengan canggung menolaknya, “Kau dan aku tidak saling mengenal......”
“Betulkah?”
Orang tua itu menyeringai, terlihat gigi putihnya tertawa, sambil dengan tangan melepas topi diatas kepalanya, Guo Fei Hong segera menjadi tertegun.
…Sekarang melihat wajahnya, ternyata sepertinya pernah dikenal, hanya sesaat dia masih tidak bisa mengingatnya.
“Maaf?” orang tua itu berkata, “Kita sebenarnya pernah bertemu......silahkan duduk, silahkan duduk, ayam panggangku ini belum begitu ku makan......”
“Ini------” Guo Fei Hong merasa tidak enak menolaknya dan diapun duduk, “Tuan begitu royal, aku tidak enak menolaknya!”
“Baik! Baik------” orang tua itu sambil menuangkan arak sambil berkata, “Bertemu belum tentu kenal, saudara kecil, hari itu diwarung teh, bukankah kita pernah bertemu------dan juga, aku tahu, kau mketuai ilmu silat yang tinggi------”
Guo Fei Hong dibuatnya tertegun, hanya kata kata terakhirnya, membuat dia sangat tidak mengerti-------
“Kenapa tuan berkata demikian?”
“Kenapa berkata demikian?” orang tua itu menatap dia dengan tajam, katanya, “Didepan ahli tidak perlu berbohong, hari itu kan yang mengacau dipengadilan adalah saudara kecil, kau sangat hebat, aku sangat kagum! Memuji......”
Sambil menengadahkan kepalanya, dia tertawa terbahak bahak, suaranya menggetarkan pegunungan, sangat memekakan telinga, Guo Fei Hong tidak menyangka orang tua kurus kecil dan lemah, bisa mengeluarkan suara ketawa yang begitu kuat. Melihat dari ini saja, sudah dapat menilai orang tua ini bukan orang biasa.
Mendadak dia mendengar orang bercerita tentang kejadian di pengadilan itu, hatinya menjadi terkejut, saat itu dia menekan wajahnya, mendorong gelas dan bangkit berdiri, katanya, “Tuan, siapakah sebenarnya kau ini, kenapa Tuan bisa tahu perbuatanku, harap sudi menjelaskannya.”
Orang tua mengulur sebuah tangannya yang kurus putih, menarik lengan baju tangannya berkata, “Bicaralah sambil duduk, tenang saudara kecil, aku bukan orang pemerintahan, kita tidak ada permusuhan atau dendam!”
Guo Fei Hong tiba tiba merasa ada satu tenaga dalam yang sangat kuat, tersalur dari jari jari tangan orang tua itu, hingga seluruh tubuhnya bergetar, buru buru dia mengerahkan tenaga dalam untuk menahannya, menunggu sampai orang tua melepaskan tangannya, dia baru sambil tersenyum dan duduk kembali.
Wajah orang tua yang tenang itu, sedikit terlihat rada terkejut, Dari gerakan orang tua itu, Fei Hong sudah tahu orang tua ini orangnya bagaimana, saat itu dia bersoja sambil tertawa berkata, “Tenaga dalam Tuan benar benar kuat, aku hampir saja tidak tahan, boleh tahu nama besar Tuan siapa?”
Orang tua kurus menggelengkan kepala tertawa, katanya, “Salah, salah, harusnya aku yang bertanya dulu, saudara kecil, nama besarmu adalah------”
Fei Hong merasa tidak senang didalam hatinya, tapi dia tetap menjawab dengan jujur katanya, “Aku bermarga Guo, namaku Fei Hong, Tuan mengikutiku terus sepanjang jalan, tidak tahu ada keperluan apa?”
Orang tua dengan santai melipat lengan bajunya, menatap tajam Fei Hong berkata, “Mungkin karena ingin tahu saja, saudara kecil, siapa gurumu? Mau kemana sekarang? Apa juga bisa memberi tahu?”
Gua Fei Hong tertawa berkata, “Kau dan aku baru bertemu satu kali, membicarakan ini apa tidak merasa hubungan dangkal bicaranya dalam?”
Orang tua mengangkat alis berkata, “Hubungan juga tadinya dari dangkal.”
Saat bicara, dibawah sudut matanya, terlihat dua kerutan marah, Guo Fei Hong juga merasa tidak enak, tapi dengan tertawa berkata, “Tuan tidak menjawab pertanyaan aku, tapi terus terusan bertanya padaku, apa arti semua ini, pembicaraannya tidak cocok, lebih baik berpisah saja sekarang, sampai jumpa!”
Lalu dia bangkit berdiri, bersoja pada orang tua itu dan langsung mundur, orang tua itu membalikkan sepasang matanya, dengan tawa dingin berkata, “Tunggu!”
“He! He! He!” Guo Fei Hong tertawa berkata, “Nama Tuan saja tidak mau disebutkan, arak ini buat apa diminum?”
“Hem!” orang tua kurus berkata, “Aku memang punya nama, Cuma sudah lama tidak disebutkan lagi dihadapan orang, saudara kecil apa kau sungguh ingin tahu?”
Fei Hong menganggukan kepala berkata, “Tentu saja aku ingin tahu, tapi jika Tuan tidak mau mengatakannya, aku juga tidak akan memaksa.”
Orang tua ini batuk sekali, menganggukan kepala berkata, “Baiklah, aku beritahu, aku bermarga Hua, biasa dipanggil Hua Ming, pada waktu aku masih seumurmu, orang memberi aku julukan, “Bing Shu Sheng” (Sastrawan sakit)......”
Sepasang matanya yang berkilauan, terus memperhatikan perubahan wajah Guo Fei Hong, sesudah berkata sampai disini, dengan sedikit tertawa berkata, “......Saudara kecil, apakah pernah mendengar namaku?”
“Bing Shu Sheng......Hua Ming?” Guo Fei Hong dengan suara pelan membacanya satu kali, tiba tiba tubuhnya bergetar seperti kedinginan.
“Pernah dengar, tidak?” Hua Ming menyepitkan sepasang matanya.
“Tidak pernah.” Guo Fei Hong menggelengkan kepala, berkata, “Maaf, mungkin kau dulunya seorang yang ternama, tapi aku benar-benar tidak tahu.”
Sambil bicara, dia dengan pelan pelan duduk.
Bing Shu Sheng Hua Ming, tertawa dingin, berkata, “Padahal tadinya aku mengira kau akan tahu.”
Guo Fei Hong sedikit membungkukkan tubuhnya berkata, “Benar-benar aku sangat tidak sopan, aku......aku tidak tahu.”
Hua Ming tertawa berkata, “Saudara Guo, pedang yang ada didadamu, bolehkah aku melihatnya?”
Guo Fei Hong terkejut, dia merasa kagum terhadap matanya yang tajam, sampai pedangnya yang disimpan dibalik baju luar, dan terhalang selapis baju luar, dia bisa mengetahuinya, kejeliannya sungguh mengejutkan orang.
Saat itu dia sedikit ragu, lalu dengan menganggukan kepala berkata, “Tajam benar mata tuan.”
Fei Hong membuka baju luar, dengan dua tangannya memberikan pedang Can Yue yang tadi tersimpan didadanya, berkata, “Silahkan Tuan melihatnya!”
Bing Shu Sheng Hua Ming menerima pedang itu, mengangkat sepasang alis putihnya, tertawa berkata, “Ternyata tidak salah.”
Sambil bicara, tangan kanan menekan pedang dan sudah menghunus pedang itu, lalu memasukkan pedang itu pada sarung pedangnya kembali, mengembalikan pada Fei Hong berkata, “Pedang kuno Can Yue, aku sudah lama mendengarnya, hari ini baru bisa melihatnya, ternyata tidak bohong kabar yang tersiar, melihat barang mengingat orang, membuat aku teringat pada seorang teman lama.”
Wajah Guo Fei Hong berubah, buru buru menenangkan dirinya, tapi Hua Ming dengan tertawa bertanya, “Apa hubungan Yun Peng denganmu?”
Guo Fei Hong terkejut dalam hati, tapi wajahnya tetap tenang berkata, “Beliau adalah guruku!”
“Ha! Ha! Ha!” Bing Shu Sheng Hua Ming tertawa, berkata, “Tidak ku sangka.”
Guo Fei Hong datang atas petunjuk orang tua Yun Hai (Yun Feng) di gunung Gui, dia sudah tahu masa lalu antara gurunya Yun Feng dengan Hua Ming, dan Shi Xiu Lang dua orang tua aneh itu, dia mengatakannya dengan seadanya, karena ada maksud tertentu.
Setelah Hua Ming tertawa terbahak-bahak, sepasang matanya menatap Guo Fei Hong terus, setelah cukup lama baru berkata lagi, “Kalau begitu, kita bukan orang luar, malah aku harus memperhatikanmu.”
Guo Fei Hong mendengar nada suaranya yang tidak bersahabat, tapi tidak terpikirkan sifat Hua Ming yang banyak curiga, tujuan Hua Ming melakukan perjalanannya sekarang, adalah untuk mencari pemuda yang dalam ramalan nasibnya akan tidak menguntungkan dia, jika Guo Fei Hong bukan muridnya Yun Feng, sudah pasti tidak akan dicurigai olehnya, sekarang setelah tahu Guo Fei Hong adalah muridnya Yun Peng, tentu saja dia mencurigainya, dan lebih-lebih tidak ingin melepaskannya.
Bing Shu Sheng Hua Ming sehabis berkata, dengan cepat menepukkan telapak tangannya kearah bahu Guo Fei Hong, Guo Fei Hong sejak tadi sudah berjaga-jaga terhadap orang tua ini, melihat dia akan menepuk, dia tidak berani sembarangan menghadapinya.
Telapak tangan Hua Ming yang akan mengenai bahunya, tampaknya seperti akan menepuk, sebenarnya akan mencakar, terlihat kelima jarinya membengkok, seperti lima pengail baja, mencakar kearah bahu Guo Fei Hong, kecepatan gerakannya, seperti sinar kilat, sekelebat saja sudah sampai!
Guo Fei Hong dalam keadaan terkejut, kaki kanannya menekuk kebawah, telapak tangan kirinya menangkis keatas, memakai jurus Bai Yuan Guan Zhang (kera putih melihat telapak) balik mengait kelima jari Hua Ming.
Bing Shu Sheng Hua Ming mengeluarkan suara “Mmm”, tubuhnya memutar, seperti seekor burung besar, melayang mundur sejauh satu zhang lebih.
Orang tua aneh ini dengan satu tawa tajam berkata, “Jurus bagus, ternyata yang aku cari-cari adalah dirimu.”
Guo Fei Hong terkejut dan marah, sambil tertegun berkata, “Mau apa mencariku?”
Bing Shu Sheng Hua Ming tubuhnya berputar lagi, seperti roda kembali maju kedepan Guo Fei Hong, lalu tubuhnya yang kurus panjang merendah kebawah, seketika, seluruh tubuhnya seperti menciut.
Guo Fei Hong tahu orang tua ini adalah seorang yang dimasa sekarang merupakan salah satu diantara dua orang tua aneh yang paling sulit dihadapi, tentu saja dia tidak berani lengah, begitu melihat serangan, kakinya melangkah terbalik menggunakan jurus Gu Jing Bu (langkah sumur kering), berturut turut mundur lima enam langkah, dengan tertawa dingin berkata, “Tuan, kau dan aku tidak ada permusuhan dan dendam, kenapa terus menghina orang?”
Hua Ming tiba-tiba tubuhnya kembali memanjang, seperti ular kembali datang kedepannya, dengan tertawa aneh berkata, “Penyamaranmu sangat bagus.”
Terlihat dia mengulurkan kedua tangannya, seperti kucing menangkap tikus, menyerang kearah kedua pundak Fei Hong.
Kali ini Guo Fei Hong tidak mundur lagi, dia ingin tahu berapa sebenarnya kekuatan orang tua ini, sepasang lengannya menangkis, dengan gaya mengangkat dua Ting (tempat menancapkan hio yang besar dikelenteng), menyambut keatas, empat tangan berbareng berbenturan.
Terdengar Hua Ming berteriak aneh, tubuhnya bergoyang-goyang, dilain pihak Guo Fei Hong seluruh tubuhnya seperti layang-layang putus benang, terpental keatas setinggi tiga empat zhang.
Tubuhnya berjumpalitan diatas, tepat mendarat dipuncak sebuah pohon cemara besar, sesaat dia merasakan peralatan didalam tubuhnya bergejolak, sepasang mata berkunang-kunang, darah diseluruh tubuhnya rasanya seperti akan menyembur keluar.
Guo Fei Hong tidak dapat menahan rasa terkejutnya, keringat dingin keluar dari seluruh tubuhnya.
Walau demikian, harga diri sebagai seorang pendekar tetap dipertahankan, dia mengatur nafasnya, menerapkan ilmu menenangkan diri dari perguruannya ‘Ding Li Shen Gong’, memaksa aliran tenaga dalamnya yang rada kacau, kembali kedalam titik pusar, tubuhnya berdiri dipuncak pohon mengikuti goyangan pohon, dari luar keadaannya tampak tetap tenang.
Penampilannya membuat orang tua yang selama ini angkuh menjadi tercengang, oleh karena itu, dia memutuskan tidak akan melepaskan diri Guo Fei Hong, tampak dia mengangkat kepalanya sambil tertawa dengan keras, katanya, “Anak muda, hebat juga dirimu, orang yang bisa lolos dari jurus Fan Tian Zhang Li, jaman sekarang sudah tidak banyak, sahabat kecil, kau akhirnya mengeluarkan ilmu silatmu yang sebenarnya.”
Guo Fei Hong dengan marah memandangnya, dia tidak buka mulut, sebenarnya tubuhnya terasa panas seperti merasa terbakar, asal dia membuka mulut, tenaga dalamnya akan menjadi buyar, pada saat itu dia tidak akan bisa menahan diri untuk muntah darah dan dia akan terluka dalam.
Sesudah Bing Shu Sheng Hua Ming berkata, telapak tangan kanannya mendorong keluar, terdengar suara keras “Kras”, ranting beterbangan dan daun-daun rontok, pohon cemara besar tempat Fei Hong berdiri sudah terpotong dari tengah, seperti mendorong gunung emas batang giok roboh jatuh kebawah terkena tenaga telapak tangan Hua Ming.
Saat sebelum pohon itu roboh, Guo Fei Hong seperti burung walet terbang, seperti daun jatuh dimusim kering, dia melayang turun ketanah.
Sekarang, dia sudah bisa membuka mulut, dengan dingin berkata, “Aku sudah menerima pengajaranmu.”
Bing Shu Sheng Hua Ming dengan cepat tiba-tiba melangkah maju dua langkah.
Guo Fei Hong buru buru melangkah mundur dua langkah.
Hua Ming melangkah maju tiga langkah lagi, Guo Fei Hong kali ini hanya mundur satu langkah.
Bing Shu Sheng Hua Ming dengan tertawa keras berkata, “Salah, salah, jika Yan Men Bu Fa (cara langkah perguruan Yan), kau harus mundur dua langkah, mana ada aturan mundur satu langkah?”
Guo Fei Hong sendiri tahu, dari pengalaman dua kali berlaga tadi, dia tahu jika dia benar-benar bertarung dengan Hua Ming, dia pasti bukan lawannya, menghadapi musuh yang sangat lihay ini dia harus memakai siasat, keberanian, kepintaran, kebenaran dan kepalsuan bergantian digunakannya.
Saat itu, dia tertawa berkata, “Kau hanya tahu salah satunya, tidak tahu yang lain, tidak mengatakan, pengalaman sendiri yang kurang, malah balik mengatakan aku salah, aku lihat kau lah yang salah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar