BAB 1
Masuk ke tempat terlarang
Terjatuh ke dalam jurang
Yang Xi baru saja membuka matanya, cahaya matahari yang menyilaukan mata dan panas seperti pisau bermata tajam menusuk kelopak matanya. Dia segera memejamkan matanya lagi, tapi saat itu dia pun mendengar ada suara langkah orang. Dia memutar tubuhnya, dengan menghadap ke arah mata-hari, dia baru membuka matanya, dia melihat Wei Yu Tang.
Rambut Wei Yu Tang sedikit acak-acakan, alisnya tebal, hidungnya mancung, sepasang matanya memancarkan cahaya yang menarik, mulutnya selalu terpasang senyum entah apa maksud senyumnya. Pundak dan dadanya lebar, di bawah sinar matahari tubuh-nya memancarkan daya tarik yang kuat. Hal ini membuat Yang Xi sesak nafas.
Awalnya Wei Yu Tang merasa rendah diri, kemudian rasa cemburu menguasai hatinya, karena itu matanya memancarkan cahaya menakutkan.
Begitu Wei Yu Tang berjalan ke depan-nya, segera senyumnya menghilang, dia tertarik dengan pembawaan Yang Xi yang seperti seorang terpelajar. Di pinggang Yang Xi dan Wei Yu Tang sama-sama tergantung sebuah senjata. Tapi sekarang ini Wei Yu Tang merasa dia hanya seorang bocah nakal dari gunung sedangkan Yang Xi seorang pelajar yang lahir dari keluarga pelajar, di depan Yang Xi dia terlihat rendah.
Tiba-tiba wajahnya terpasang senyum cerah, dari balik bibirnya muncul sederet gigi putih dan rapi, pelan-pelan dia berdiri dan membersihkan tanah yang menempel di baju-nya, ”Kakak Wei begini pagi sudah datang kemari.”
Wei Yu Tang tertawa dingin dan menjawab, ”Sekarang sudah pukul 8 lewat, apakah masih pagi? Hhhh, aku lupa Kakak adalah seorang tuan muda, hidupnya selalu senang, dan terbiasa bangun siang.”
Tawa Yang Xi tidak berubah, dia ber-kata, ”Perkataan Kakak salah, biasanya sebelum hari terang aku sudah bangun untuk berlatih silat!”
”Biasanya Kakak pasti mendengar kokok ayam baru bangun, tapi di Lu Shan ini hanya ada kelinci liar, tidak ada ayam gunung yang berkokok, maka hal ini membuat Kakak Yang tertidur pulas.” Kata Wei Yu Tang
Yang Xi mendengar kata-kata Wei Yu Tang yang selalu mengandung sindiran, matanya terlihat sinar kemarahan, tapi begitu matanya bergulir. dia sudah tertawa lagi dan berkata, ”Bukan karena tidak ada suara ayam berkokok, tapi penyebabnya adalah seorang perempuan yang membuat aku tidak bisa tidur.”
Wajah Wei Yu Tang tampak berubah, dengan gugup dia bertanya, ”Apakah semalam dia bersama dengan Kakak?”
”Apakah dia bersama denganmu?” Yang Xi balik bertanya.
Wajah Wei Yu Tang berubah lagi, ”Hei marga Yang, kau jangan menghina orang, aku, Wei Yu Tang, adalah seorang lelaki sejati, dia bukan orang buta, kalau tidak bersama denganku, apakah dia mau mengobrol dengan laki-laki yang selalu bersembunyi di balik celana orang tuanya?”
Yang Xi adalah seorang yang berbakat tinggi dalam bidang sastra dan ilmu silat, biasanya dia sangat percaya diri. Dia paling tidak tahan kalau ada orang yang menganggap-nya sebagai anak orang kaya yang tidak bisa apa-apa. Apalagi sekarang di hadapannya ada orang yang selalu mengejeknya, pedang segera dikeluarkan dan berkata, ”Aku bukan orang yang hanya bisa bersembunyi di balik celana orang tua, mungkin Kakak Wei ingin mendapatkan jawabannya!”
Wei Yu Tang tertawa keras, ”Apa maksud perkataan Kakak?”
”Mengobrol dengan orang kampung seperti dirimu bagai sedang bermain kecapi di depan kerbau. Siapa yang lebih hebat, kita tidak perlu beradu mulut, tapi beradu senjata!”
Wei Yu Tang tertawa, ”Ini...ini hanya pertengkaran mulut untuk apa dianggap serius?”
”Apakah Kakak Wei merasa takut? Kalau tidak ingin bertarung, silahkan turun dari gunung ini. Mulai hari ini selama Yang Xi, masih hidup, kau tidak boleh bertemu dengan gadis itu lagi!”
Wei Yu Tang membereskan rambutnya yang tertiup angin dan berkata, ”Hei marga Yang, jangan keterlaluan menghina orang, kalau kau memaksa terus, aku Wei Yu Tang, akan menuruti permintaanmu bertarung, tapi kalau kau yang kalah bagaimana?”
”Benar-benar orang bodoh yang senang ngelindur!” kata Yang Xi, ”Apakah dengan kemampuanmu itu kau bisa mengalahkan ’Zui Feng Jian Fa’ dari keluarga Yang?”
Tapi Wei Yu Tang tetap dengan bersike-ras bertanya, ”Kalau secara kebetulan aku bisa menang darimu setengah jurus atau satu jurus, apakah itu juga kesepakatan?”
Yang Xi tertawa terbahak-bahak, ”Kalau memang seperti itu, bila kau sedang berada di sisinya, aku Yang Xi, akan jauh-jauh mening-galkan kalian.”
Wei Yu Tang segera mencabut goloknya dan berkata, ”Aku, Wei Yu Tang, setuju dengan perjanjian ini, siapa pun yang melanggar kesepakatan ini, nasibnya akan seperti pohon besar ini.”
Kata-katanya baru selesai, tampak kelebatan golok, pohon dengan cabang sebesar mangkuk langsung ditebangnya. Kemudian Wei Yu Tang menendang pohon itu, dan jatuh terguling dari atas gunung ke kaki gunung.
Tenaga menebang pohon, kecepatan, dan tendangannya sangat tepat, membuat Yang Xi sempat terpana, dia berpikir, ”Ternyata kemarin ini dia sengaja menyembunyikan kepandaiannya.”
Belum habis berpikir, Wei Yu Tang sudah berkata, ”Kakak Yang, kau yang memaksa pertarungan ini berlangsung, apa pun yang terjadi nanti, kau yang bertanggung jawab!”
Yang Xi terkejut, diam-diam berpikir-”Dasar orang licik, karena takut ketahuan oleh perempuan itu, dia sengaja memancingku bicara dulu, kelak kalau terjadi sesuatu, dia akan mendorong semua permasalahan ini kepadaku, orang ini tampak sangat bodoh ternyata banyak akal, aku telah salah menilai-nya.”
Yang Xi bertanya, ”Sekarang dia ada di mana?”
”Dia mengatakan ingin berburu beberapa ekor kelinci untuk sarapan, sampai sekarang belum pulang.”
Yang Xi merasa cemburu dan berteriak-”Mengapa kau tahu dia sedang pergi kemana, sedangkan aku tidak tahu?”
Mata Wei Yu Tang bersinar, ”Karena dia tahu, siapa yang terus setia kepadanya!”
Yang Xi tertawa dingin, ”Kakak Wei benar-benar pandai memuji diri sendiri, aku benar-benar kagum jadinya!”
Wei Yu Tang menjadi marah, ”Jangan banyak bicara, kalau kau terjatuh ke dalam jurang, tahun depan di tanggal yang sama, aku akan membawa anakku untuk bersembahyang padamu!”
Meski sangat marah Yang Xi menutupi-nya dengan tertawa keras, ”Kakak Wei benar-benar seperti cacing yang ada di dalam perutku, tahu saja keinginanku.”
Wei Yu Tang marah, ”Hayo kita berta-rung di sebelah sana, kalau nanti dia datang, tidak akan terlihat olehnya!”
”Baiklah!” Yang Xi melihat tempat yang ditunjuk oleh Wei Yu Tang adalah sebuah pinggir jurang, berapa dalamnya jurang itu sepertinya sulit diketahui, tapi sepanjang 10 meter dari jurang itu, terdapat mulut jurang dengan lebar 3 meter. Di belakang jurang terhalang oleh sebuah batu besar, kalau bertarung di sana, merupakan tempat bagus untuk bertarung, karena tidak akan tentu alan terlihat oleh kekasihnya.
Dengan ilmu meringankan tubuh yang tinggi Yang Xi yang pertama pergi ke tepi jurang itu. Dia ingin memperlihatkan kemampuan ilmu silatnya supaya semangat musuhnya menjadi patah.
Dia ingin mencari tempat yang lebih menguntungkan baginya, tapi Wei Yu Tang tampaknya enggan bersaing dengannya, dia malah berjalan dengan pelan ke tempat yang ditunjuknya tadi.
Awalnya Yang Xi terpaku melihat tingkah Wei Yu Tang, tapi kemudian dia marah lagi, ”Orang ini memilih tempat ini untuk bertarung, pasti dia sudah tahu situasi di sini.”
Dengan tatapan marah dia melihat Wei Yu Tang.
Karena batu besar menghalangi sinar matahari, maka di daerah dekat jurang agak gelap. Angin berhembus dari jurang, membuat baju Yang Xi terus berkibar, benar-benar seperti menapak awan, dan seperti sedang melayang. Dia melihat ke dasar jurang, tidak terlihat dasarnya, hanya terlihat kabut yang terus naik ke atas.
”Kakak Yang, apakah kita harus bertarung sampai ada yang menang?”
”Sudah pasti!” jawab Yang Xi.
”Kalau dia datang dan menyuruh kita berhenti bertarung, apakah kita akan ber-henti?”
Yang Xi tampak berpikir sejenak dan menjawab, ”Siapa pun yang menyahut dan berhenti bertarung, dialah yang kalah!”
Wei Yu Tang bertanya lagi, ”Bagaimana kalau salah satu dari kita jatuh ke dalam jurang?”
Dengan dingin Yang Xi menjawab, ”Tidak perlu menanyakan akibatnya, yang terjatuh pasti mati, yang hidup dialah yang mendapat-kan gadis itu!”
”Kakak Yang banyak membaca, pasti Kakak adalah orang yang sangat pengertian!”
Golok Wei Yu Tang yang terbuat dari emas hitam telah dipalangkan di depan dada. Yang Xi tidak mau kalah, dia pun menyiapkan pedangnya dan siap bertarung.
Wei Yu Tang mengenakan baju yang terbuat dari kain kasar, dari wajah hingga rambutnya tampak tidak rapi, tapi justru karena keadaanya seperti itu, maka dia tampak sangat luwes dan alami.
Dia berdiri dengan santai, tapi memberi-kan kesan kalau dia adalah orang kuat dan tegar, tidak terlihat ada celah sedikit pun dari tubuhnya.
Tadinya Yang Xi berpikir kalau ilmu silatnya berada di atas Wei Yu Tang beberapa tingkat, tapi setelah melihat cara Wei Yu Tang menebang pohon, hatinya menjadi dingin.
Wei Yu Tang tiba-tiba berkata, ”Yang Xi, kau telah sembarangan bicara, yang kalah pasti dirimu!”
”Kau pasti sudah merasa ketakutan, mana mungkin tidak akan kalah kalau sudah merasa seperti itu?”
”Kau jangan bergurau!”
Tapi hati Yang Xi bergetar dan menarik nafas panjang, Wei Yu Tang telah mengeluar-kan serangan pertamanya.
Golok telah digerakan, tapi tampaknya dia memandang remeh pada Yang Xi, hal ini benar-benar membuat Yang Xi tersinggung. Setelah pedangnya menahan golok itu, dia langsung membacok tangan Wei Yu Tang.
’Zui Feng Jian’ benar-benar cepat, tapi Wei Yu Tang bisa menahan dengan ujung goloknya.
Dari jurusnya tampak keberanian, dan pengalaman, serta pandangan Wei Yu Tang.
”Lihat serangan!” Yang Xi berteriak, pedang melingkar di udara dengan miring dia menepis pundak Wei Yu Tang.
Wei Yu Tang tertawa dingin, golok hitam digunakan bertahan dan tidak menyerang, tapi Yang Xi sudah naik pitam, dia terus menyerang sebanyak 36 kali. Jurus ’Zui Feng Jian Fa’ yang terdiri dari 48 jurus telah dipakai ¾ nya.
Wei Yu Tang terpaksa terus mundur, tapi setiap dia mundur satu langkah, dia bisa menahan 7-8 jurus, maka saat 36 jurus menyerang, dia hanya mundur 4 langkah.
Yang Xi masih belum berhenti menye-rang, dia terus mengejek, ”Kakak Wei biasanya kuat seperti seekor harimau dan cheetah, mengapa sekarang seperti seekor kura-kura? Benar-benar membuatku kecewa.”
Wei Yu Tang berusaha tidak menjawab, Yang Xi menyerang lagi 3 jurus, memaksa Wei Yu Tang mundur lagi selangkah. Kali ini dia telah ada persiapan, begitu Wei Yu Tang mundur, dia bergerak seperti hantu gentayang-an, dia maju satu langkah, pedang pun ditusukkan ke dada Wei Yu Tang!
Waktu itu angin gunung mengantarkan suara nyaring seorang gadis, ”Kakak Xi!”
Entah mengapa tenaga ditangan Yang Xi tiba-tiba menghilang setengah, pedang yang melaju pun menjadi lambat, dia merasa senang dan hampir saja menyahut, untung dia tidak menyahut kalau dia menyahut maka dialah yang kalah.
Saat itu golok hitam Wei Yu Tang tiba-tiba dibalikkan, dia menahan pedang panjang dan menepis kepala Yang Xi.
Tepisan golok benar-benar menggunakan seluruh tenaganya, karena orang yang dicintai-nya ternyata tidak memanggil namanya, dia merasa cemburu membuat otaknya menjadi panas, dia sangat ingin membunuh musuh cintanya. Dia lupa kalau tubuh bagian depannya banyak celah dan terlihat oleh Yang Xi.
Untung saat itu Yang Xi pun sedang mabuk cinta, dia hanya mempunyai satu pikiran, dia tidak mau mati di bawah golok Wei Yu Tang, maka dia segera mundur!
”Kakak Tang, kau ada di mana?”
Angin gunung kembali mengantarkan suara seorang gadis lagi, Wei Yu Tang merasa senang, hatinya terus menjerit, ”Adik Qing, begitu aku berhasil membunuh Yang Xi, aku akan datang menemuimu!”
Yang Xi terbakar api cemburu, pedang-nya terus melaju. Dia maju beberapa langkah, tangannya tiba-tiba terulur dan menotok ke dada Wei Yu Tang.
Wei Yu Tang seperti terbangun dari mabuknya, goloknya mulai menyerang, dia seperti seekor harimau yang turun gunung. Jurus-jurus yang mereka keluarkan sangat keras dan galak. Begitu tahu dia berada dalam bahaya, dia ingin mengganti jurusnya tapi sudah tidak sempat, terdengar teriakan, mereka terus mundur.
Gadis itu seperti mendengar suara, dia berteriak, ”Kakak Tang, Kakak Xi, kalian ada di mana? Kalian jangan bergurau terus, jangan bermain petak umpet, keluarlah untuk makan daging kelinci panggang!”
Tiba-tiba gadis itu berteriak lagi, ”Jika kalian tidak mau keluar, aku akan marah!”
Saat itu dalam pikiran Yang Xi dan Wei Yu Tang terbayang wajah seorang gadis manja dan polos. Gadis itu sekarang berada di balik batu besar, tapi mereka tidak bisa menjawab, hati mereka terasa sakit.
Angin gunung membawa kabut tebal, kabut itu melewati tubuh mereka.
Tiba-tiba Yang Xi menarik nafas dalam-dalam, pedang digerakan, waktu itu Wei Yu Tang pun menyerangnya. Mereka berharap sebelum gadis itu datang, pemenangnya sudah dapat ditentukan, maka serangan yang dilancarkan pun bertambah keras.
Tadinya Wei Yu Tang hanya ingin bertahan dan tidak berniat untuk menyerang, sekarang dia menyerang. Yang Xi baru tahu kalau golok Wei Yu Tang tidak kalah cepat dengan pedangnya!
Jurus cepat melawan cepat, hanya dalam waktu singkat, 70-80 jurus telah mereka lalui, kabut datang semakin cepat dan bergumpal. Di sekeliling sana hanya terlihat warna putih, dalam jarak 5 meter tidak terlihat apa pun.
Keadaan seperti itu sangat berbahaya, jika tidak berhati-hati salah satu dari mereka akan terjatuh ke bawah jurang!
Kabut semakin tebal, gadis itu sepertinya menangis, ”Kakak Xi, Kakak Tang, kabut begitu tebal...aku...aku takut... Kalau kalian tidak keluar, aku akan turun gunung....”
Yang Xi dan Wei Yu Tang merasa hati mereka bagaikan diiris pisau, tapi tetap tidak ada yang menjawab.
Suara teriakan gadis itu sudah tidak terdengar, tapi pertarungan yang terjadi sema-kin sengit juga berbahaya. Mereka sudah terluka di beberapa tempat.
Saat itu angin gunung mengantarkan teriakan gadis sepertinya dia ketakutan. Mereka berdua bersama-sama berhenti ber-tarung dan berteriak, ”Adik Qing!”
Sehabis berteriak, mereka saling pandang dan wajah mereka terlihat marah.
”Wei Yu Tang, sepertinya Adik Qing mengalami sesuatu, pertarungan ini, kita tunda dulu saja!”
”Sekarang mengaku kalah juga, kau tetap tidak bisa pergi dari sini!” jawab Wei Yu Tang.
Wajah Yang Xi berubah karena yang dilihatnya sekarang hanya kabut tebal, sedikit pun tidak terlihat wajah Wei Yu Tang. Di antara jurang masih ada sebuah jalan kosong, dia memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi, tapi tetap tidak berani meloncat ke sana.
”Sekarang kita harus bagaimana?”kata Yang Xi
Dari sorot mata Wei Yu Tang, terlihat dia juga sangat khawatir. Dengan nada kosong dia menjawab, ”Tunggu kabut ini hilang kita baru pergi!”
”Kau ternyata penakut juga, kau tidak pantas mencintai Qing Qing,” jawab Yang Xi.
”Kalau begitu, silakan kalau kau mau pergi dulu!” kata Wei Yu Tang.
”Asal kau tidak mengingkari janji yang telah disepakati, aku tidak takut.”
”Aku rela mati demi Adik Qing, tapi lihat dengan jelas, walaupun kau bisa keluar dari sini, kau tetap tidak akan bisa mencari Qing Qing. Perbuatan yang tidak menguntungkan hanya Kakak Yang yang mau melakukannya!” kata Wei Yu Tang.
Yang Xi masih marah tapi setelah dipikir-pikir betul juga perkataan Wei Yu Tang, dia merasa malu. Buku yang dibacanya memang lebih banyak tapi Wei Yu Tang lebih banyak pengalaman di dunia persilatan, juga lebih tenang dalam menghadapi masalah.
”Bagaimana, apakah kau jadi pergi?”
”Masalah yang tidak ada gunanya, tidak akan kulakukan!” kata Yang Xi.
Wei Yu Tang tertawa terbahak-bahak. Yang Xi marah, ”Apa yang kau tertawakan?”
”Tadi Qing Qing berteriak, apakah terjadi sesuatu padanya?” Wei Yu Tang seperti bicara pada dirinya sendiri.
”Qing Qing begitu cantik, aku takut dia bertemu dengan pemerkosa!”
Yang Xi berteriak, dia merasa sedih dan berkata, ”Cepat kita tolong dia sekarang!”
Wei Yu Tang meloncat, tapi baru saja melangkah, mereka melihat kabut tebal. Kabut itu bergerak seperti siluman, kadang seperti setan, tersimpan banyak perangkap di balik kabut itu. Mereka berhenti melangkah.
Mereka saling pandang dan tertawa kecut, lalu bersama-sama berkata, ”Sekarang pergi pun tidak ada gunanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar