Ting Si adalah perampok muda cerdik berjiwa Robin Hood. Partner setianya bernama Siau Ma yang dijuluki Si Kuda Binal. Keduanya biasa merampok harta kawalan beberapa piaukiok ternama. Hasil rampokan dibagikan pada janda dan anak-anak para perampok yang dihukum mati. Akhir-akhir ini Ting Si dan Siau Ma tidak pernah gagal merampok harta kawalan Ngo-coan-ki (5 perusahaan jasa pengawalan yang bersekutu menjadi satu) sampai keduanya dijebak saat menjual barang rampokan ke tukang tadah. Yang menjebak mereka adalah pihak Ngo-coan-ki. Pihak Ngo-coan-ki curiga ada pengkhianat di dalam perusahaan karena informasi pengiriman barang yang hanya diketahui lima pimpinan tertinggi bisa bocor ke tangan Ting Si.
Ting Si sendiri mengakui kalau selama tiga bulan terakhir mendapat informasi rahasia tentang pengiriman barang-barang berharga dari Ngo-coan-ki. Tapi ia tidak tahu siapa yang memberitahunya karena informasi selalu dikirim lewat kurir yang harus dibunuhnya. Bukti-bukti berupa surat berisi informasi dikubur Ting Si bersama mayat kurir di daerah Ngo-hou-kang, bukit tempat markas perampok sekaligus rumah juga tempat Ting Si dibesarkan. Di bawah tekanan mereka, Ting Si terpaksa setuju untuk membantu Teng Ting-hou, salah seorang pemilik Ngo-coan-ki dalam menyelidiki siapa dalang perampokan yang sebenarnya. Dalam perjalanan Teng Ting-hou dan Ting Si malah makin berteman akrab. Mereka bertemu Ong toasiocia (puteri Ong Ban-bu sang jago tombak tak terkalahkan) yang hendak mengajak duel jago tombak lainnya. Ting Si terpaksa ikut campur dalam duel setelah Siau Ma terluka parah. Siau Ma yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Siau Lin (teman Ong toasiocia) menurut saja saat diminta gadis itu untuk menghentikan duel. Duel pun berakhir tanpa makan korban, tapi Ong toasiocia yang telanjur membenci Ting Si terus mencari masalah dengannya.
Keselamatan Teng Ting-hou dan Ting Si dalam bahaya setelah keduanya dijebak sebagai dalang serentetan pembunuhan atas teman-teman lama Ting Si. Keduanya lalu bertemu lagi dengan Ong toasiocia. Gadis galak itu mengaku kalau ia nekat mengadakan duel untuk mencari tahu siapa jago tombak yang sudah membunuh ayahnya. Meski mulanya mencurigai Ting Si, tapi akhirnya ia minta pemuda cerdik itu untuk membantunya. Ia curiga ayahnya dibunuh oleh salah seorang pemilik Ngo-coan-ki. Walaupun sependapat dengan Teng Ting-hou kalau pembunuh ayah Ong toasiocia dan dalang perampokan harta kawalan Ngo-coan-ki adalah orang yang sama, Ting Si tidak mau membantu Ong toasiocia. Selain tidak suka menuduh orang tanpa bukti , ia juga jual mahal. Apalagi ia merasa Ong toasiocia yang dicintainya lebih memilih Teng Ting-hou.
Novel ini tidak boleh dilewatkan oleh fans Khu Lung. Tipu-menipu, persahabatan, pengkhianatan dan kisah asmara yang dibumbui kesalahpahaman adalah bahan-bahan utama yang dipakai Khu Lung dalam meracik sebuah cerita. Sayangnya, ending novel ini terkesan terburu-buru. Otak penjahat yang jenius seakan beku saat menghadapi siasat Ting Si yang sebenarnya tidak cerdik-cerdik amat. Tapi bagi fans sejati Khu Lung, hal itu bukan halangan untuk melewatkan novel ini. Satu hal yang sangat mengganggu adalah pemberian judul novel yang sama sekali tidak tepat. Tidak pantas bila novel ini diberi judul Pukulan Si Kuda Binal. Memang benar pukulan Siau Ma hebat, tapi perannya sangat sedikit. Ini adalah cerita Ting Si bukan Siau Ma. Si Kuda Binal baru mendapat jatah dalam kisah lanjutan yang diberi judul Kuda Binal Kasmaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar