Khu Hong-seng, Toh Ceng-lian, Ma Ji-liong dan Sim Ang-yap adalah empat pesilat muda yang sedang naik daun di dunia persilatan. Mereka berasal dari keluarga persilatan ternama dan kaya-raya. Di tengah hujan salju, mereka berkumpul di Han bwe-kok, sebuah lembah pegunungan terpencil. Keempatnya datang setelah mendapat undangan dari Bik-giok Hujin (Nyonya Bik-giok), pemimpin Bik-giok san-ceng yang ingin memilih salah satu dari mereka untuk dijadikan menantunya.
Namun sebelum Bik-giok Hujin datang, Toh Ceng-lian dan Sim Ang-yap sudah mati keracunan arak dan Khu Hong-seng terluka parah setelah diserang musuh bebuyutan yang mendadak menyusulnya untuk balas dendam. Tinggal Ma Ji-liong yang masih hidup dalam kondisi segar-bugar. Tak lama kemudian datang tiga tokoh kosen terhormat. Ma Ji-liong dituduh sebagai dalang serentetan pembunuhan itu. Ia diduga melakukannya agar bisa menikahi puteri Bik-giok Hujin tanpa pesaing. Meski merasa tidak bersalah, tapi ia diam saja, tidak membantah juga tidak mengiyakan. Ia bahkan tidak melawan saat hendak dihukum mati oleh ketiga tokoh kosen.
Namun dengan tipu daya yang cerdik, ia berhasil melarikan diri meski terpaksa harus kehilangan mantel bulu, senjata dan seluruh uangnya. Ia hanya bisa membawa kuda putih kesayangannya. Ia bertekat tidak akan mati sebelum bisa membersihkan namanya dan nama besar keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar