Buku ini merupakan lanjutan dari rahasia Ciok Kwan Im dimana pada bagian akhir diceritakan tentang seseorang yang membantu Coh Liu-hiang cs ketika menghadapi Ciok koan-im. Mereka tidak menemukan Soh Yong-yong bertiga di dalam markasnya Ciok koan-im. Coh Liu-hiang dan Oh Thi-hoa melanjutkan perjalanan pulang ke Tionggoan untuk mencari mereka sementara Ki Ping-yan pulang ketempatnya dan setitik merah bersembunyi dari kejaran para pembunuh bayaran yang dipimpin oleh si Tangan.
Dalam perjalanan pulang ke tionggoan Coh Liu-hiang dan Oh Thi-hoa bertemu dengan pasangan suami istri Li Giok-ham dan Liu Bu-bi. Li Giok-ham berasal dari kampung Yong-cui-san-cheng dan merupakan keturunan dari Li Hoan-hu tokoh pedang nomor satu di seluruh jagat. Dari pasangan suami istri ini mereka mendapat informasi bahwa Soh Yong-yong cs ada di kampung mereka. Sepanjang perjalanan menuju Yong-cui-san-cheng, Coh Liu-hiang dan Oh Thi-hoa harus berhadapan dengan tokoh-tokoh silat kelas satu yang ingin membunuh mereka. Dan di Yong-cui-san-cheng sendiri, Coh Liu-hiang harus menghadapi barisan pedang ciptaan Li Hoan-hu yang terdiri dari tokoh-tokoh ahli pedang kelas satu pada jaman itu.
Selain itu Coh Liu-hiang juga harus menawarkan racun yang ada di tubuh Lui Bu-bi dan hanya dapat ditawarkan oleh Induk air Im ki penguasa istana Sin-cui-kong. Jika kehebatan Ciok- koan-im begitu mengiriskan hati maka ilmu silat si induk air Im ki ini malah masih di atasnya dan Coh Liu-hiang harus bertarung dengannya satu lawan satu.
Siapakah sebenarnya yang begitu ingin membunuh Coh Liu-hiang, siapakah si burung kenari, kenapa Li Hoan-hu begitu ingin membunuh Coh Liu-hiang, bagaimana kesudahan pertempuran antara Coh Liu-hiang dengan si induk air Im ki, dan bagaimana pula dengan si Tangan? Semuanya bisa terjawab dengan membaca buku ini sampai habis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar