I. Maling Romantis
Diterjemahkan oleh : Gan KH
Penerbit : Tunas Tanjak, 1973. 11 jilid
Cerita di bab pertama dibuka oleh suatu peristiwa pencurian patung jade berbentuk bidadari dari sebuah rumah yang dijaga ketat oleh beberapa orang yang berkepandaian tinggi. Sebelum peristiwa itu terjadi , sebelumnya si pencuri telah berkirim surat dulu bahwa dirinya akan meminjam patung jade incarannya itu dari pemiliknya.
Walau dijaga ketat diantaranya oleh seorang petugas negara yang paling ditakuti oleh para kriminal karena kemampuan investigasinya, patung jade berbentuk bidadari itu tetap saja berhasil dicuri, si pencuri hanya meninggalkan jejak berupa bau harum samar-samar wangi bunga tulip, tanda Chu LiuXiang baru saja berkunjung.
Sedang beristirahat di atas kapal yang merupakan rumahnya, sambil mengagumi patung jade bidadari hasil curian ditemani oleh ke tiga dayangnya yang cantik, Chu LiuXiang kemudian dikejutkan oleh penemuan sesosok mayat yang terapung mendekati kapalnya.
Hasil analisa Li Ang-siu (Li HongXiu) yang memang sudah terkenal berpengetahuan luas mengenai seluk beluk tokoh dunia persilatan, mengatakan apabila mayat yang terapung itu bernama Coh Yu-cin, pimpinan tertinggi dari Thian-siang pang, sementara dari analisa terhadap luka-luka di tubuh mayat, Li berkesimpulan kalau pembunuhnya pasti berasal dari Cu Soa bun, dan dalam perguruan itu hanya ada tiga orang yaitu, Pang, Nyo dan Sebun yang memiliki kemampuan lebih untuk membunuh Coh Yu-cin.
Belum selesai mereka berdiskusi, muncul mayat kedua yang terapung mendekati kapal mereka. Li segera mengenali kalau mayat kedua adalah Sebun Jian dari perguruan Cu Soa bun. Kembali menganalisa, Li berkesimpulan kalau pembunuhnya kemungkinan adalah anak murid Lam Hay pay, belum selesai berkata, muncul mayat ketiga, Ling Ciu-ciu dari Lam Hay pay....!.
Kali ini Chu LiuXiang sudah bersiap untuk menyambut mayat ke empat, diduga bakalan muncul mayat Ca Bok-hap, yang sudah tiga puluh tahun labih terkenal sebagai si Raja Padang Pasir. Dari bekas luka pada mayat Ling Ciu-ciu, dugaan mengarah kuat kepada Ca Bok-hap sebagai pembunuhnya. Tak lama, sesuai dugaan, muncul mayat yang ditunggu-tunggunya itu, berbeda dengan keadaan tiga mayat sebelumnya, mayat terakhir ini muncul dalam keadaan tubuh yang sudah hancur.
Menganalisa mayat Ca Bok-hap, dugaan muncul apabila dia telah mati akibat racun, sedangkan racunnya sendiri kemungkinan besar adalah “air gula“ , racun ramuan dari Thian-it Sin-cui kiong, racun paling mematikan seantero dunia persilatan dari Sin Cui kiong, tempat paling misterius dalam dunia persilatan yang hanya dihuni oleh para wanita.
Masih asyik berdiskusi sambil bercanda dengan para dayang-dayangnya,...tiba-tiba muncul mayat ke-limat dihadapan Chu LiuXiang….!
Chu LiuXiang kemudian terseret ke dalam misteri pembunuhan ke lima mayat yang ditemukannya ketika tiba-tiba sudah muncul seorang perempuan di bawah dek kapal tempat dia beristirahat. Mengaku datang dari istana Sin Cui kiong, Kiong Lam-yan, nama perempuan yang menyelundup itu, menuduh Chu LiuXiang telah mencuri racun “air gula“ , Thian-it Sin-cui dari istana Sin Cui kiong. Selain mencuri, Chu juga dituduhnya telah menipu dan merayu salah seorang dayang perempuan di istana Sin Cui kiong demi untuk mencuri racun Thian-it Sin-cui. Si gadis yang diduga telah ditipu oleh Chu itu akhirnya ditemukan mati bunuh diri dalam keadaan hamil.
Kiong Lam-yan memberi waktu selama tiga puluh hari bagi pendekar kita ini untuk mengembalikan, kalaupun bukan dia yang mencuri, Chu LiuXiang harus menemukan pencuri sebenarnya yang juga adalah si perayu dari dayang Sin Cui kiong yang mati bunuh diri itu, semuanya dalam waktu tiga puluh hari.
Sebenarnya tanpa adanya ancaman dari Kiong Lam-yan pun Chu LiuXiang sudah tertarik untuk menyelidiki kasus ini. Bagi dirinya, lima mayat yang saling tidak mengenal dan berdiam di tempat yang terpisah jauh satu sama lain ditemukan mati dalam waktu dan tempat yang sama, air sakti dari Sin Cui kiong secara misterius telah dicuri orang, dan seorang gadis suci pingitan yang selama hidupnya tidak pernah bicara dengan laki laki ditemukan mati bunuh diri dalam keadaan hamil, kesemuanya adalah rentetan peristiwa yang pastinya saling berhubungan satu sama lain.
Chu LiuXiang tidak menyadari kalau rasa keinginan tahu untuk memecahkan kasus ini telah menyeretnya masuk kedalam satu skenario besar pembalasan dendam dari dua perguruan yang terlibat satu peristiwa berdarah empat puluh empat tahun silam dan melibatkan tokoh tokoh penting dari partai pengemis Kay-pang, Hua-shan, Shao-lin dan tokoh lainnya dari dunia persilatan yang hampir saja membuat kehilangan selembar nyawanya itu.
II. Rahasia Ciok Kwan Im
Diterjemahkan oleh : Gan KH
Penerbit : Tunas Tanjak, 1973. 12 jilid
Setelah berhasil mengungkap kasus pembunuhan yang ternyata berkaitan dengan intrik perebutan kekuasaan dalam tubuh Kay-pang dan Shao-lin (dalam buku Maling Romantis), akhirnya Chu LiuXiang bisa pulang kembali ke kapalnya. Angan-angannya untuk bersantai bersama ke tiga dayang yang cantik itu harus lenyap ketika mereka ternyata telah hilang diculik orang.
Demi untuk menyelamatkan mereka, Chu kemudian menempuh perjalanan panjang ke luar perbatasan Tionggoan,…..memburu penculik sampai gurun pasir!.
Kali ini perjalanan Chu ke luar perbatasan ditemani oleh sahabat setia sejak masa kecilnya yaitu, Oh Thi-hua (Hu Tie-hua), dan seorang lagi sahabat setia, Ki Ping-yan (Ji Ping-yan). Masih belum lengkap, Si “Setitik Merah Tionggoan“ ZhongYuan Yi Diahong , pembunuh bayaran nomer satu di Tionggoan, membunuh tanpa meneteskan darah, ikut bergabung dengan Chu untuk menyelidiki rahasia penculikan ketiga dayang Chu LiuXiang itu.
Boleh dibilang, inilah salah satu episode petualangan Chu yang paling baik dan seru ceritanya.
Sesampai di gurun pasir, setelah hampir mati kehausan, Chu, Oh, Ki Ping-yan dan salah satu pengawal dari Ki Ping-yan, kemudian menjadi tamu dari sebuah kerajaan di gurun pasir yang dikepalai oleh seorang Raja, Kui Je-ong.
Kerajaan Kui Je ini sedang mendapat tantangan dan gangguan dari sebuah perkumpulan di gurun pasir yang semuanya beranggotakan wanita berkepandaian tinggi dan ahli racun. Perkumpulan ini dipimpin oleh seorang perempuan misterius dengan kepandaian serta intelektualitas yang tidak terukur, Ciok Kwan Im. Ciok Kwan Im selain kemisteriusannya, oleh kalangan dunia persilatan ia juga dikenal sebagai sosok perempuan tercantik di jagat, terkejam di dunia dan berilmu paling tinggi sejak puluhan tahun lampau.
Ciok Kwan-Im dalam rencananya ternyata mengincar salah satu mustika paling berharga dari kerajaan Kui-je yang diyakininya menyimpan peta rahasia tempat penyimpanan harta karun tak ternilai dari pusaka kerajaan Kui-je. Belakangan Chu dan kawan kawan juga menyadari kalau ketiga dayang yang disayanginya itu telah jatuh pula ke tangan Ciok Kwan-im, sehingga mau tidak mau, ketiga sahabat ini kemudian bekerjasama dengan Kui Je-ong untuk melawan Ciok Kwan-im dan gerombolannya.
Kisah pertentangan kedua kubu ini tidak menjadi sesederhana yang dikira karena Ciok Kwan In yang memang misterius ternyata benar berilmu tinggi dengan kepandaian strategi yang tak ada bandingannya. Ciok Kwan Im bisa dengan leluasa keluar masuk istana Kui-je untuk membunuh siapa saja yang ia mau tanpa ada yang berhasil menghalanginya. Termasuk Chu LiuXiang dan kawan kawan pun hanya bisa memandang tanpa bisa melakukan perlawanan ketika pada suatu ketika Ciok Kwan Im secara frontal mendatangi istana Kui-je Ong untuk menantang para jagoan kita itu.
Di dalam cerita ini, kisah berputar putar dengan adanya juga satu kelompok asing lainnya yang ingin merebut kekuasaan dari Kui-je Ong, Chu LiuXiang dalam petualangannya di gurun pasir harus rela ditangkap oleh kelompok ini ketika mengadakan penyeledikan asal usul dari pemimpin kelompok asing yang sudah berhasil memeras pihak istana Kui-je.
Hasil penyelidikan mengenai pemimpin kelompok ini membuatnya hampir mati trerkejut karena dia merupakan sesosok yang sudah tidak asing lagi bagi dirinya dan pernah menjadi sahabat karibnya bermain catur dan meminum arak. Siapakah sebenarnya si pemimpin kelompok asing ini ?
Asal usul Ciok Kwan Im, yang ternyata masih bertalian dengan seluruh kejadian yang terjadi dalam petualangan Chu LiuXiang di seri sebelumnya, sosok Ciok Kwan Im ini berhubungan erat sekali dengan sebuah peristiwa yang mengguncang dunia persilatan sekitar empat puluh empat tahun sebelumnya ketika terjadi permusuhan abadi antara partai Hua-shan dan keluarga Li dari gunung Huang yang berujung pada musnahnya kedua clan ini. Kemunculan para saksi dan pemeran langsung kejadian bentrokan partai Hua-shan dan Keluarga Li dari gunung Huang empat puluh empat tahun yang lalu secara tidak terduga menjadikan misteri dan asal usul seputar Ciok Kwan Im ini akhirnya menjadi jelas, dibalik kekejamannya, Ciok Kwan Im adalah pribadi malang yang patut dikasihani.
Siapakah sebenarnya Ciok Kwan Im ini, apakah dia juga yang berada sebagai otak dari munculnya kelompok asing yang ingin merebut kekuasaan Kui-je On di istana Kui-je?
Akhir cerita dipuncaki oleh pertarungan psikologis antara Ciok Kwan Im melawan Chu LiuXiang.
III. Peristiwa Burung Kenari
Diterjemahkan oleh : Gan KH
Penerbit : Tunas Tanjak, 1973. 13 jilid
Mendekati jilid-jilid terakhir dari Rahasia Ciok Kwan Im, muncul tokoh misterius yang telah membantu, tidak hanya membantu tapi juga membunuh lawan-lawan dari Chu LiuXiang. Tokoh ini begitu misteriusnya dan setiap aksinya hanya membubuhkan tanda berupa surat yang ditandatangani dengan nama Si Burung Kenari.
Walau Chu LiuXiang berhasil membongkar rahasia Ciok Kwan Im, menolong negara Kui-je, menguraikan perselisihan antara Hus-shan dan Keluarga Li yang sudah bermusuhan sejak empat puluh empat tahun lalu, sekaligus menghancurkan gerombolan para pengikut Ciok Kwan Im, tapi hatinya masih selalu resah.
Su Rong-rong bertiga, para dayang nya yang diculik masih belum juga ditemukan, sedangkan dia sendiri masih terikat janji tiga puluh hari dengan Kiong Lam-yan dari istana Sin-cui kiong.
Selain itu siapakah sosok misterius yang menamakan dirinya Si Burung Kenari itu ?
Dalam perjalanan pulang dari gurun pasir luar perbatasan, ketika Chu dan Hu sedang beristirahat minum arak di sebuah restaurant, tiba tiba mereka didatangi oleh pasangan pendekar, yang perempuan bernama Liu WuMei dan laki-laki bernama Li YuHan, yang mengaku sebagai putra tunggal dari Li GuanYu, pendekar pedang nomer satu di dunia persilatan pada tiga puluh tahun yang lalu.
Dari percakapan selanjutnya diketahui apabila Li YuHan ternyata telah menawan Su Rong-rong dan yang lainnya, selanjutnya Li telah mengundang Chu secara paksa untuk mengunjungi rumahnya dimana Su Rong-rong dan yang lainnya telah ditawan.
Semenjak tiba di kediaman keluarga Li, berturut-turut terjadi beberapa kejadian aneh yang semuanya bertujuan untuk mencelakai Chu dan Hu. Selain beberapa keanehan pada diri pasangan Li dan Liu, juga muncul beberapa tokoh aneh dengan ilmu silat tinggi ke kediaman keluarga Li yang maksud dan tujuan kemunculannya sama sekali tidak dapat diterka oleh Chu.
Diketahui kemudian kalau tujuan Li mengundang Chu secara paksa dengan cara menahan para dayangnya ialah karena ingin menunaikan amanat ayahnya yang sebelum terkena sakit parah, telah berpesan untuk membunuh Chu LiuXiang dengan memakai barisan pedang ciptaannya, sekaligus untuk menguji barisan pedangnya itu karena Chu dikenal memiliki ilmu meringankan tubuh paling sempurna di dunia persilatan, dan hanya Chu yang paling pantas menguji dan mati, kalau ia gagal, dibawah barisan pedangnya.
Singkat cerita, Chu lolos dari ujian barisan pedang ciptaan Li GuanYu, padahal barisan pedangnya itu terdiri dari tujuh orang dari cabang atas dunia persilatan yang memiliki ilmu pedang tertinggi pada masanya.
Ternyata dibalik usaha pembunuhan Chu LiuXiang itu tersimpan cerita lain yang menyangkut asal usul dari Liu WuMei, yang bernama asli Liu Bu Bi. Liu sendiri terpaksa harus merencanakan usaha pembunuhan Chu LiuXiang karena sudah terlanjur berjanji pada seseorang dengan balasan obat pemunah dari racun yang diidapnya.
Setelah membereskan urusan dengan pasangan Liu dan Li dari keluarga Li, Chu kemudian teringat akan janjinya pada orang dari istana Sin-cui Kiong yang telah lewat tiga puluh hari, ditambah rasa penasaran Chu akan alasan dari usaha orang-orang istana Sin-cui Kiong yang selalu berusaha untuk membunuhnya. Sin-cui Kiong sendiri dipimpin oleh Cui-bok Im-ki seorang wanita misterius yang ilmu silatnya boleh dibilang malah kemungkinan lebih tinggi dibandingkan dengan Ciok Kwan Im.
Dari informasi yang diberikan oleh Liu Bu Bi, Chu akhirnya menemukan jalan masuk ke istana Sin-cui Kiong ini. Terlebih dahulu harus mendatangi sebuah biara bobrok yang dikenal dengan nama Bo-dhi Am, orang-orang yang berniat mendatangi Sin-cui Kiong harus terlebih dahulu meminta ijin dan mengutarakan maksud serta tujuan kedatangannya itu kepada seorang nikoh buta tuli yang mengurus biara kecil tersebut. Chu sendiri mengambil jalan lain, yaitu jalan rahasia yang pernah dipakai oleh salah seorang anak murid dari Sin-cui Kiong untuk bertemu dengan kekasih gelapnya.
Berhasil menyelusup masuk ke dalam istana Sin-cui Kiong, Chu dan Hu secara tidak sengaja melihat sebuah drama yang melibatkan masa lalu dari seorang tokoh persilatan terhormat yang ternyata pernah berhubungan asmara dengan salah seorang petinggi dari istana Sin-cui Kiong. Tidak hanya itu berbagai rahasia lain mengenai keadaan istana Sin-cui Kiong, rahasia tentang diri Cui-bok Im-ki, dan semua intrik dan hubungan rahasia asmara diantara penghuni dari Sincui Kiong itu.
Pada akhirnya Chu dan Hu berdua harus menghadapi pertempuran terakhir dengan Cui-bok Im-ki yang ternyata lebih mengerikan dibandingkan dengan Ciok Kwan Im. Cui-bok Im-ki adalah satu-satunya orang di dunia persilatan saat itu yang dapat mengetahui asal usul ilmu silat baik dari Chu dan Hu dengan tepat, yang tidak seorangpun sebenarnya di dunia yang tahu mengenai hal tersebut.
IV. Pendekar Harum
Diterjemahkan oleh : Gan KL
Penerbit : Pustaka Silat, 1977. 20 jilid
Pendekar Harum yang diterjemahkan oleh Gan KL ini terdiri dari dua volume cerita petualangan Chu LiuXiang yang dijadikan satu dalam satu judul. Kami akan merangkumkan-nya satu persatu untuk anda. Mulai seri ini, cerita sudah tidak ada, atau sedikit berhubungan dengan cerita sebelumnya, seri pertama sampai ketiga dari petualangan Chu LiuXiang boleh kiranya disebut sebagai trilogi dikarenakan oleh cerita yang saling berkaitan dengan erat dari seri ke-satu sampai dengan ke-tiga.
1. Mayat Hidup Kesurupan Roh
Kali ini Chu LiuXiang diundang untuk datang ke rumah salah satu sahabatnya, yaitu Cu Kin-hau (Zuo Qing Hu), yang selain terkenal karena ilmu telapak tangannya , tapi juga terkenal oleh keahliannya memasak hidangan ikan khas yang hanya hidup di bawah sungai Siu-ya-kio dekat kediamannya.
Cu Ji-ya Cu Kin-hau, selama hidupnya sangat bangga akan tiga hal ; Pertemanannya dengan Chu LiuXiang, Anak perempuannya, Cu Beng-cu yang cantik bagai bidadari, dan permusuhannya dengan Sih Ih-jin, si Pendekar Pedang Nomer Satu di Dunia , Thian-he-it-kiam-khek. Cu Kin-hau dalam waktu yang sudah ditentukan akan melangsungkan pertandingan hidup mati dengan Sih Ih-jin guna menyelesaikan perselisihan yang sudah berlangsung puluhan tahun antar keluarga mereka.
Chu LiuXiang diundang oleh Cu Ji-ya untuk menyelediki kejadian aneh yang menimpa pada diri putri tunggalnya itu. Cu beng-cu yang dikabarkan sakit berat kemudian dinyatakan meninggal, tiba tiba ternyata hidup lagi, dan ketika hidup lagi dia mengidap sakit hilang ingatan yang aneh, dimana mendadak dia mengaku sebagai nona besar dari perkampungan Sih, yang jelas bahwa pemimpin perkampungan itu adalah Sih Ih-jin yang merupakan musuh besar Cu Kin-hau. Beng-cu sendiri bersikeras bahwa dirinya adalah betul anak dari Kim-kiong hujin dari Perkampungan Si , bernama Si-in, lebih lanjut dia menuduh pihak keluarga Cu, yang merupakan musuh besar seluruh keluarga Sih telah berbuat curang dengan menculiknya.
Sementara itu di perkampungan Sih pada saat yang sama sedang diadakan upacara pemakaman dan hari berkabung, dimana pada hari itu disaat yang sama dengan bangunnya Cu Beng-cu dari sakit, nona besar perkampungan Sih, yaitu Sih In, telah meninggal akibat sakit !.
Apakah roh nona Sih dari perkampungan Sih telah masuk kedalam mayatnya nona Cu untuk bangkit dari kematiannya...?
Untuk menyelediki hal ini, Chu kemudian harus mendatangi Perkampungan Sih dan bertemu dengan Sih Ih-jin, sebetulnya kedatangan Chu ke kediaman keluarga Sih bukan hanya untuk memecahkan kasus aneh mayat kesurupan roh ini, rupanya sejak lama Chu sudah mencurigai keluarga Sih berbarengan dengan munculnya satu kelompok perampok yang berilmu tinggi di dunia persilatan. Chu menyimpan kecurigaan bahwa Sih Ih-jin yang terkenal akan ilmu pedangnya setidaknya pasti mempunyai hubungan dengan munculnya kasus perampokan besar-besaran oleh kelompok yang mempunyai ilmu pedang tinggi.
Semakin lama Chu menyelediki keluarga Sih, semakin dia dihadapkan oleh berbagai persitiwa aneh yang menyangkut setiap anggita keluarga di perkampungan Sih ini. Ada salah satu saudara kandung Sih Ih-jin yang berilmu pedang sulit dijajaki tapi ternyata tidak waras, kemudian yang lain lagi ternyata mengidap kelainan sex, dan lain sebagainya.
Jadi apakah rahasia dibalik bangkitnya mayat Cu beng-cu dengan roh nona Sih ? dan apakah betul kecurigaan Chu kalau Sih Ih-jin mempunyai hubungan dengan berbagai peristiwa perampokan yang terjadi di dunia persilatan ? dan bagaimana hasil pertandingan antara Cu Kin-hau dengan Sih ih-jin
2. Legenda Pulau Kelelawar
Chu LiuXiang bertemu lagi dengan Hu Thi Hua yang bercerita mengenai keanehan pada diri salah seorang kekasihnya, Ko A-lam anak murid Hua-shan yang tiba tiba mengacuhkan dirinya saat bepergian ditemani oleh gurunya, Koh Bwe Taysu.
Koh Bwe Taysu adalah seorang beribadat berilmu tinggi, dan sudah tiga puluh tahun lebih dikabarkan tidak pernah turun gunung, tentunya berita yang mengagetkan apabila Koh Bwe Taysu ditemukan sedang melakukan perjalanan di dunia persilatan, terlebih ketika menurut Hu Thi Hua kalau Koh bwe Taysu malah sudah Hoan siok ( piara rambut ), pasti ada kejadian penting yang mengguncangkan dunia persilatan sehingga Koh Bwe Taysu keluar dan turun gunung melakukan perjalanan.
Chu dan Hu yang penasaran akhirnya mengikuti perjalanan dari arah tujuan Koh Bwe Taysu sehingga keduanya berada di kapal laut yang sedang berlayar entah kemana. Kali ini salah satu sahabat Chu dan Hu, yaitu Thio Sam yang terkenal dengan jaring emasnya turut serta berpetualang bersama Chu LiuXiang di atas perahu layar itu yang berlayar entah kemana,
Selama perjalanan, banyak kejadian aneh dan peristiwa pembunuhan yang terjadi di atas kapal tersebut. Di atas kapal layar itu, Chu bertemu dengan seorang nona yang tanpa diduga mahir memainkan jurus silat dari ilmu rahasia perguruan Hua-shan, belakangan diketahui kalau kitab pusaka perguruan Hua-shan yaitu, Jing-hong-cap-sah-sik telah hilang dicuri orang, dan rupanya itulah alasan mengapa Koh Bwe Taysu turun gunung.
Semakin lama berlayar, semakin aneh kejadian kejadian yang berlangsung di atas kapal itu, para penghuni di kapal layar itu ternyata adalah orang –orang cabang atas di dunia persilatan, belum lagi beberapa tokoh misterius yang belum terungkap identitasnya tapi kelihatan berilmu tinggi. Korban-korban pembunuhan misterius semakin banyak berjatuhan sedangkan keadaan jadi semakin misterius dan rumit ketika beberapa petugas polisi kerajaan yang sedang memburu buronan negara ikut bergabung menumpang.
Tidak lama, rombongan kapal layar itu bertemu dengan kapal lain yang berisi serombongan orang misterius yang dipimpin oleh seorang pemuda buta yang tidak kalah misterius dibanding dengan orang-orang yang sudah terlebih dahulu berada di kapal sebelumnya. Pemuda buta yang mengaku bernama Goan Sui-hun ini memiliki sejarahkeluarga yang menarik karena ia berasal dari perkampungan Bu-ceng San di Kwantiong yang sangat dihormati oleh seluruh insan persilatan, terutama setelah mendengar bahwa ia adalah putra dari Goan Tong-wan, pemimpin perkampungan Bu-ceng San yang paling di hormati di dunia persilatan.
Ternyata para penumpang kapal layar itu, semuanya mempunyai tujuan yang sama, mereka sedang menuju ke sebuah pulau misterius yang bernama Pulau Kelelawar, Piau Hok-to. Pulau yang di kabarkan menyimpan gua emas dan harta yang tak ternilai sehingga menjadi banyak incaran para insan persilatan.
Tiba di Pulau Kelelawar, para penumpang kapal dihadapkan pada kenyataan bahwa di pulau itu hakekatnya tidak ada satu pun kelelawar yang hidup, pulau itu tidak lebih dari sebuah bukit karang yang tandus, tiada bunga, tiada kehidupan, yang ada semenjak tiba di pulau itu mereka dihadapkan pada jebakan jebakan yang dipasang oleh majikan pulau itu untuk memperangkap dan membunuh mereka yang berani datang ke pulau itu. Satu persatu para pendatang kena dijebak dan dicelakai, termasuk Chu, Hu dan Thio Sam, bahkan salah satu diantaranya mengalami kejadian berat yang sangat memukul batin.
Keanehan lain di pulau itu adalah boleh dikatakan selain cahaya bulan dan bintang, hampir tidak ada sama sekali cahaya yang menerangi pulau ini, selama berada dipulau itu, mereka hidup dalam kegelapan tidak dapat melihat sesuatu apapun sama sekali, semacam orang buta saja.
Belakangan diketahui kalau pulau itu telah digunakan oleh sekelompok orang untuk berdagang jual beli, bukan barang yang mereka jual belikan akan tetapi beberapa barang pusaka, peta harta karun, kitab pusaka, racun tanpa penawar dan juga rahasia berbagai macam tokoh persilatan. Mereka yang datang ke pulau ini selain mereka ingin membeli berbagai macam pusaka ini, mereka juga ingin membeli rahasia mereka masing masing agar tidak bocor di dunia persilatan , karena jikalau bocor sudah dapat dipastikan nama besar mereka bisa rusak bahkan hancur dan seterusnya tidak bisa lagi hidup sebagai orang persilatan.
Apakah Chu LiuXiang dapat membuka rahasia mengenai pulau kelelawar ini? Apakah ada hubungannya dengan Goan Sui-hun, si pemuda buta dari Kwantung itu? Bisakah mereka selamat dari pulau rahasia itu? Dan rahasia rahasia apa yang dibawa oleh para pengunjung pulau kelelawar itu , serta bagaimana nasib Koh Bwe Taysu selanjutnya?
Blog ini dipersembahkan bagi para penggemar cersil sebagai panduan awal apabila ingin membeli cersil. Apabila masih membutuhkan informasi bisa menghubungi saya via email
Senin, 06 Agustus 2007
Golok Bergetar Lonceng Berdenting
Laki-laki itu marganya Ding, dipanggil Ding Ning. Dia adalah seorang yang dikenal sangat berbakat di dunia persilatan dalam kurun waktu 100 tahun ini. Kecepatan ilmu goloknya sudah bisa menyaingi Fu Hung Xue "
( nb : Fu Hung Xue (Pho Ang Swat), adalah tokoh utama bersama Yap Kay - dalam saga Salju Merah - juga karangan Gu Long diterjemahkan oleh Gan KH )
Cerita dibuka dengan peristiwa percobaan pembunuhan oleh tiga pembunuh bayaran paling berbahaya di dunia persilatan , yaitu : Xuan Yuan Kai Shan, Tian Ling Zhi, dan Mu Yang Er, mereka bertiga mendapat order dari seorang perempuan misterius, untuk membunuh Ding Ning.
Ding Ning yang ilmu goloknya dianggap setara dengan Fu Hung Xue lolos dari upaya pembunuhan tersebut, akan tetapi pada akhirnya harus tunduk terkena jebakan dari si perempuan pemberi order pembunuhan, yang belakangan diketahui bernama , Yin Meng - perempuan tercantik dalam dunia persilatan saat itu.
Buku ini adalah persembahan ketiga dari See Yan Tjindjin setelah Raja Naga Tujuh Bintang (2004) dan Darah Ksatria (2005). Walau masih terus "menyedot" tjinkeng2 lama untuk dikoleksi, Tjindjin juga konsisten mencetak terjemahan2 cersil baru untuk kita nikmati -walau dicetak secara terbatas- jadi kita musti bersyukur ada satu Tjindjin ini di Masjarakat Tjersil Indonesia.
Buku ini cukup tebal, 280 hal, mungkin setara dengan puluhan jilid bila dicetak dengan format jaman dulu, perlu ketekunan khusus untuk menuntaskan buku ini : alurnya lambat, cerita berputar-putar pada para pelaku yang tidak banyak jumlahnya. Satu per satu para pelaku cerita diberi porsi khusus untuk dibahas asal-usulnya, tinggal para pembaca dibiarkan untuk menebak motif dari tindakan para pelaku, untuk kemudian mengetahui siapa sebenarnya dalang dari peristiwa yang menjadi topik utama cerita ini.
Ding Ning, Hua Cuo, Mu Rong Qiu Shui, dan Wei Hao Ke adalah empat orang bersahabat sejak kecil. Hua Cuo yang terkenal sebagai seorang playboy tampan berjodoh dengan Yin Meng yang dijuluki si perempuan cantik nomer satu di dunia persilatan. Kelemahan utama dari Hua Cuo adalah kegemarannya akan ilmu golok dan ambisinya untuk menjadi si golok tercepat di dunia persilatan...yang kemudian memang membawanya kepada kematian.
Hua Cuo mati ketika sedang menepati janjinya untuk bertemu dengan Yin Meng setelah berpisah selama dua tahun, di hadapan Yin Meng tubuh Hua Cuo terbelah dua dengan rapi, tanda pekerjaan seorang yang sangat ahli dalam ilmu golok. Di lain pihak Ding Ning sudah terkenal akan kecepatan goloknya di dunia persilatan.
Di dukung sebuah kejadian kebetulan, Yin Meng berkesimpulan bahwa Ding Ning lah tersangka utama pembunuh Hua Cuo, segala cara dikerahkan sampai akhirnya Ding Ning jatuh juga dalam cengkramannya. Dalam upaya pembalasan dendam, Yin Meng telah menyiksa Ding Ning dengan merubah wajahnya sehingga tidak dapat dikenali lagi, menjahit matanya sehingga tidak bisa melihat, dan menjahit lidahnya sehingga tidak bisa berbicara, selain itu urat2 kakinya telah diputuskan sehingga boleh dibilang Ding Ning telah mati walau masih hidup.
Lebih jauh, Ding Ning kemudian diserahkan kepada Mu Rong dan Wei Hao ke untuk diurus diberi makan dijaag agar tetap hidup, dengan tujuan agar tetap tersiksa. Mu Rong dan Wei tidak menyangka kalau orang yang diserahkan kepada mereka adalah Ding Ning, sang sahabat di masa kecil, sampai akhirnya mereka sadar kalau tawanan mereka itu adalah Ding Ning dan pada dasarnya mereka berdua telah dijebak oleh Yin Meng , terseret ke dalam intrik yang bisa berakibat fatal.
Ding Ning selain ber ilmu golok tanpa tandingan juga ternyata berasal dari keluarga terpandang ber-ayah seorang jendral, apabila ayahnya tahu kalau Ding Ning telah disiksa macam begitu tidak terbayangkan akibat apa yang akan terjadi pada Murong dan Wei Hao Ke. Alih2 membebaskan, mereka berdua malah ber-kolusi untuk sekalian membunuh Ding Ning tanpa sepengetahuan Yin Meng agar terbebas dari jebakan dan bahaya.
Dan dari sini cerita dimulai.
Cerita kemudian berputar putar pada rencana yang diatur rapi oleh Mu Rong untuk melenyapkan Ding Ning dengan meminjam tangan seorang algojo , bernama Jiang Duan Xian. Mu Rong mengatur agar Ding Ning dituduh sebagai penjahat dalam penjara yang akan dihukum mati - sebuah ritual biasa yang terjadi di penjara kota itu - , dan Jiang Duan Xian kebetulan berprofesi sebagai eksekutor di penjara kota itu.
Jiang ternyata bukan algojo biasa, asal usulnya juga hebat dan misterius, pernah dalam sehari membunuh 30 jago di sebuah desa dan dari 10 kali bertanding golok, hanya kalah satu kali. Ding Ning lah yang pernah mengalahkannya, dan Mu Rong dengan sangat rapi telah mengatur agar Jiang tahu bahwa yang akan di eksekusinya adalah Ding Ning.
Tentu saja Jiang yang memang dendam dengan Ding akibat kekalahannya tempo hari tidak akan menolak untuk mebunuh Ding Ning, tapi apakah Jiang benar2 ingin membunuh Ding ?
Jiang terkenal sebagai ahli golok yang bahkan disaat mandi pun selalu membawa golok, sebuah kebiasaan yang disebut mirip dengan Feng Si Niang - pacar Xiao Shi Yi Lang.
(nb : Xiao Shi Yi Lang adalah tokoh utama dari Cinta Kelabu Seorang Pendekar-Tjan ID / Anak Berandalan-OPA )
Juga terlibat satu gadis berusia 18 tahun bernama Pan Pan , yang berprofesi sebagai wanita penghibur pacar dari Mu Rong. Ding Ning pernah melepas budi pada Pan Pan , dan untuk menebus kebaikan Ding pada dirinya, Pan Pan berusaha keras dengan segala cara untuk membebaskan Ding Ning dari kurungan Mu Rong dan Wei. Tentu para pembaca sudah paham, apabila seorang perempuan bilang segala cara, maka cara yang paling ampuh adalah dengan menggunakan tubuhnya.
Demikianlah cerita berputar putar diantara Ding, Wei, Mu Rong, Yin Meng, Pan Pan dan Jiang. Dan ternyata ada cerita rahasia tersembunyi melibatkan Ding, Jiang dan Huo Cuo yang berujung pada kematian Huo Cuo.
Benarkah Ding yang membunuh Huo ? - kalau dia bukan pembunuhnya , kenapa dia tidak membantah ketika Yin Meng menuduhnya sebagai pembunuh Huo Cuo.
Kemudian, apakah sebenarnya motif utama dari Mu Rong mengatur rencana rapi agar Ding dapat dibunuh dengan meminjam tangan Jiang...? Tentu ada alasan khusus lebih dari sekedar menghindar dari kesulitan sehingga Mu Rong harus mengerahkan semua kepandaiannya mengatur peristiwa hukuman mati bagi Ding.
Memang melelahkan membaca buku ini sampai tamat, yang tidak terbiasa dengan gaya cerita percakapan tanpa narasi dari narator akan capek sebelum sampai tujuan. Membaca percakapan antar para tokoh dalam cerita ini juga lama2 membosankan (tapi kalau percakapan2 ini dilewatkan, kuatir juga kalau ada details yang terlewat, nanti malah menjadi makin membingungkan), mereka bersilat lidah dengan kalimat pendek pendek berakhiran tanya dengan paragraf yang juga pendek menusuk.
Sekedar petunjuk bagi yang belum membaca, jangan dilewatkan 5 halaman awal - baca sungguh sungguh, .. karena sebenarnya semua peristiwa yang terjadi di buku ini - segala kesalah pahaman - bermula di 5 halaman awal. Kuncinya ada di 5 halaman awal - seputar misteri terbunuhnya Huo Cuo.
( nb : Fu Hung Xue (Pho Ang Swat), adalah tokoh utama bersama Yap Kay - dalam saga Salju Merah - juga karangan Gu Long diterjemahkan oleh Gan KH )
Cerita dibuka dengan peristiwa percobaan pembunuhan oleh tiga pembunuh bayaran paling berbahaya di dunia persilatan , yaitu : Xuan Yuan Kai Shan, Tian Ling Zhi, dan Mu Yang Er, mereka bertiga mendapat order dari seorang perempuan misterius, untuk membunuh Ding Ning.
Ding Ning yang ilmu goloknya dianggap setara dengan Fu Hung Xue lolos dari upaya pembunuhan tersebut, akan tetapi pada akhirnya harus tunduk terkena jebakan dari si perempuan pemberi order pembunuhan, yang belakangan diketahui bernama , Yin Meng - perempuan tercantik dalam dunia persilatan saat itu.
Buku ini adalah persembahan ketiga dari See Yan Tjindjin setelah Raja Naga Tujuh Bintang (2004) dan Darah Ksatria (2005). Walau masih terus "menyedot" tjinkeng2 lama untuk dikoleksi, Tjindjin juga konsisten mencetak terjemahan2 cersil baru untuk kita nikmati -walau dicetak secara terbatas- jadi kita musti bersyukur ada satu Tjindjin ini di Masjarakat Tjersil Indonesia.
Buku ini cukup tebal, 280 hal, mungkin setara dengan puluhan jilid bila dicetak dengan format jaman dulu, perlu ketekunan khusus untuk menuntaskan buku ini : alurnya lambat, cerita berputar-putar pada para pelaku yang tidak banyak jumlahnya. Satu per satu para pelaku cerita diberi porsi khusus untuk dibahas asal-usulnya, tinggal para pembaca dibiarkan untuk menebak motif dari tindakan para pelaku, untuk kemudian mengetahui siapa sebenarnya dalang dari peristiwa yang menjadi topik utama cerita ini.
Ding Ning, Hua Cuo, Mu Rong Qiu Shui, dan Wei Hao Ke adalah empat orang bersahabat sejak kecil. Hua Cuo yang terkenal sebagai seorang playboy tampan berjodoh dengan Yin Meng yang dijuluki si perempuan cantik nomer satu di dunia persilatan. Kelemahan utama dari Hua Cuo adalah kegemarannya akan ilmu golok dan ambisinya untuk menjadi si golok tercepat di dunia persilatan...yang kemudian memang membawanya kepada kematian.
Hua Cuo mati ketika sedang menepati janjinya untuk bertemu dengan Yin Meng setelah berpisah selama dua tahun, di hadapan Yin Meng tubuh Hua Cuo terbelah dua dengan rapi, tanda pekerjaan seorang yang sangat ahli dalam ilmu golok. Di lain pihak Ding Ning sudah terkenal akan kecepatan goloknya di dunia persilatan.
Di dukung sebuah kejadian kebetulan, Yin Meng berkesimpulan bahwa Ding Ning lah tersangka utama pembunuh Hua Cuo, segala cara dikerahkan sampai akhirnya Ding Ning jatuh juga dalam cengkramannya. Dalam upaya pembalasan dendam, Yin Meng telah menyiksa Ding Ning dengan merubah wajahnya sehingga tidak dapat dikenali lagi, menjahit matanya sehingga tidak bisa melihat, dan menjahit lidahnya sehingga tidak bisa berbicara, selain itu urat2 kakinya telah diputuskan sehingga boleh dibilang Ding Ning telah mati walau masih hidup.
Lebih jauh, Ding Ning kemudian diserahkan kepada Mu Rong dan Wei Hao ke untuk diurus diberi makan dijaag agar tetap hidup, dengan tujuan agar tetap tersiksa. Mu Rong dan Wei tidak menyangka kalau orang yang diserahkan kepada mereka adalah Ding Ning, sang sahabat di masa kecil, sampai akhirnya mereka sadar kalau tawanan mereka itu adalah Ding Ning dan pada dasarnya mereka berdua telah dijebak oleh Yin Meng , terseret ke dalam intrik yang bisa berakibat fatal.
Ding Ning selain ber ilmu golok tanpa tandingan juga ternyata berasal dari keluarga terpandang ber-ayah seorang jendral, apabila ayahnya tahu kalau Ding Ning telah disiksa macam begitu tidak terbayangkan akibat apa yang akan terjadi pada Murong dan Wei Hao Ke. Alih2 membebaskan, mereka berdua malah ber-kolusi untuk sekalian membunuh Ding Ning tanpa sepengetahuan Yin Meng agar terbebas dari jebakan dan bahaya.
Dan dari sini cerita dimulai.
Cerita kemudian berputar putar pada rencana yang diatur rapi oleh Mu Rong untuk melenyapkan Ding Ning dengan meminjam tangan seorang algojo , bernama Jiang Duan Xian. Mu Rong mengatur agar Ding Ning dituduh sebagai penjahat dalam penjara yang akan dihukum mati - sebuah ritual biasa yang terjadi di penjara kota itu - , dan Jiang Duan Xian kebetulan berprofesi sebagai eksekutor di penjara kota itu.
Jiang ternyata bukan algojo biasa, asal usulnya juga hebat dan misterius, pernah dalam sehari membunuh 30 jago di sebuah desa dan dari 10 kali bertanding golok, hanya kalah satu kali. Ding Ning lah yang pernah mengalahkannya, dan Mu Rong dengan sangat rapi telah mengatur agar Jiang tahu bahwa yang akan di eksekusinya adalah Ding Ning.
Tentu saja Jiang yang memang dendam dengan Ding akibat kekalahannya tempo hari tidak akan menolak untuk mebunuh Ding Ning, tapi apakah Jiang benar2 ingin membunuh Ding ?
Jiang terkenal sebagai ahli golok yang bahkan disaat mandi pun selalu membawa golok, sebuah kebiasaan yang disebut mirip dengan Feng Si Niang - pacar Xiao Shi Yi Lang.
(nb : Xiao Shi Yi Lang adalah tokoh utama dari Cinta Kelabu Seorang Pendekar-Tjan ID / Anak Berandalan-OPA )
Juga terlibat satu gadis berusia 18 tahun bernama Pan Pan , yang berprofesi sebagai wanita penghibur pacar dari Mu Rong. Ding Ning pernah melepas budi pada Pan Pan , dan untuk menebus kebaikan Ding pada dirinya, Pan Pan berusaha keras dengan segala cara untuk membebaskan Ding Ning dari kurungan Mu Rong dan Wei. Tentu para pembaca sudah paham, apabila seorang perempuan bilang segala cara, maka cara yang paling ampuh adalah dengan menggunakan tubuhnya.
Demikianlah cerita berputar putar diantara Ding, Wei, Mu Rong, Yin Meng, Pan Pan dan Jiang. Dan ternyata ada cerita rahasia tersembunyi melibatkan Ding, Jiang dan Huo Cuo yang berujung pada kematian Huo Cuo.
Benarkah Ding yang membunuh Huo ? - kalau dia bukan pembunuhnya , kenapa dia tidak membantah ketika Yin Meng menuduhnya sebagai pembunuh Huo Cuo.
Kemudian, apakah sebenarnya motif utama dari Mu Rong mengatur rencana rapi agar Ding dapat dibunuh dengan meminjam tangan Jiang...? Tentu ada alasan khusus lebih dari sekedar menghindar dari kesulitan sehingga Mu Rong harus mengerahkan semua kepandaiannya mengatur peristiwa hukuman mati bagi Ding.
Memang melelahkan membaca buku ini sampai tamat, yang tidak terbiasa dengan gaya cerita percakapan tanpa narasi dari narator akan capek sebelum sampai tujuan. Membaca percakapan antar para tokoh dalam cerita ini juga lama2 membosankan (tapi kalau percakapan2 ini dilewatkan, kuatir juga kalau ada details yang terlewat, nanti malah menjadi makin membingungkan), mereka bersilat lidah dengan kalimat pendek pendek berakhiran tanya dengan paragraf yang juga pendek menusuk.
Sekedar petunjuk bagi yang belum membaca, jangan dilewatkan 5 halaman awal - baca sungguh sungguh, .. karena sebenarnya semua peristiwa yang terjadi di buku ini - segala kesalah pahaman - bermula di 5 halaman awal. Kuncinya ada di 5 halaman awal - seputar misteri terbunuhnya Huo Cuo.
Sejarah Terulang?
Sejarah selalu berulang.
Kata-kata tersebut rupanya betul.
Hiruk pikuk cetak ulang cersil dan penerbitan baru akhirnya
memunculkan pengarang-pengarang lokal baru.
Serupa dengan kejadian tahun 60 tahun yang lalu,
ramainya penerbitan cersil terjemahan melahirkan
pengarang lokal seperti Kho Ping Hoo.
KKabeh bukanlah yang pertama,
beberapa tahun yang lalu sudah muncul Chen Wei An,
yang melahirkan Lung Hu Wu Lin.
Kemunculan Chen Wei An sebenarnya agak aneh,
karena dia bukanlah penikmat cerita silat, tapi penikmat film silat.
Jadi istilah suhu untuk guru, tidak bakal kita jumpai dalam bukunya.
Meskipun begitu, buku-buku Chen cukup laris di pasaran.
Sedangkan KKabeh memang memiliki latar belakang pembaca cersil.
Jadilah membaca karyanya tidak ada bedanya dengan membaca cerita
silat terjemahan.
Kalau tidak diberi tahu, kita tidak bakal tahu kalau itu karangannya,
bukan terjemahan.
Bu Kek Kang Sinkang sebagai karya pertamanya muncul dari iseng-iseng.
Iseng-iseng menulis satu dua bab di serialsilat. com,
ternyata sambutannya bagus, banyak yang minta untuk diteruskan.
Jadilah bab demi bab ditulis, sampai akhirnya 20 bab.
Dari komentar-komentar pembaca, muncullah ide untuk membukukan karya tsb.
Supaya bisa dinikmati lebih luas.
Begitulah ceritanya sampai muncul buku yang berjudul Bu Kek Kang
Sinkang (Jejak Naga Sembunyi)
KKabeh tidaklah sendiri, sudah muncul beberapa pengarang baru lainnya.
Setelah KKabeh, WLG bakal menerbitkan dua karya pengarang lokal,
Marshal dengan Kisah Para Naga di Pusaran Badai,
John Halmahera dengan Wisanggeni.
Tidak tertutup kemungkinan pengarang-pengarang baru lainnya menyusul.
Kita tunggu kelanjutannya.
Akankah muncul generasi Kho Ping Hoo baru?
Akankah mereka memberi warna baru dalam dunia cersil Indonesia?
Akankah Khu Han Beng menjadi the next Bu Kek Siansu?
Kata-kata tersebut rupanya betul.
Hiruk pikuk cetak ulang cersil dan penerbitan baru akhirnya
memunculkan pengarang-pengarang lokal baru.
Serupa dengan kejadian tahun 60 tahun yang lalu,
ramainya penerbitan cersil terjemahan melahirkan
pengarang lokal seperti Kho Ping Hoo.
KKabeh bukanlah yang pertama,
beberapa tahun yang lalu sudah muncul Chen Wei An,
yang melahirkan Lung Hu Wu Lin.
Kemunculan Chen Wei An sebenarnya agak aneh,
karena dia bukanlah penikmat cerita silat, tapi penikmat film silat.
Jadi istilah suhu untuk guru, tidak bakal kita jumpai dalam bukunya.
Meskipun begitu, buku-buku Chen cukup laris di pasaran.
Sedangkan KKabeh memang memiliki latar belakang pembaca cersil.
Jadilah membaca karyanya tidak ada bedanya dengan membaca cerita
silat terjemahan.
Kalau tidak diberi tahu, kita tidak bakal tahu kalau itu karangannya,
bukan terjemahan.
Bu Kek Kang Sinkang sebagai karya pertamanya muncul dari iseng-iseng.
Iseng-iseng menulis satu dua bab di serialsilat. com,
ternyata sambutannya bagus, banyak yang minta untuk diteruskan.
Jadilah bab demi bab ditulis, sampai akhirnya 20 bab.
Dari komentar-komentar pembaca, muncullah ide untuk membukukan karya tsb.
Supaya bisa dinikmati lebih luas.
Begitulah ceritanya sampai muncul buku yang berjudul Bu Kek Kang
Sinkang (Jejak Naga Sembunyi)
KKabeh tidaklah sendiri, sudah muncul beberapa pengarang baru lainnya.
Setelah KKabeh, WLG bakal menerbitkan dua karya pengarang lokal,
Marshal dengan Kisah Para Naga di Pusaran Badai,
John Halmahera dengan Wisanggeni.
Tidak tertutup kemungkinan pengarang-pengarang baru lainnya menyusul.
Kita tunggu kelanjutannya.
Akankah muncul generasi Kho Ping Hoo baru?
Akankah mereka memberi warna baru dalam dunia cersil Indonesia?
Akankah Khu Han Beng menjadi the next Bu Kek Siansu?
Jumat, 03 Agustus 2007
Daftar Cersil Khu Lung/Tjan ID
- Pedang Pelangi 1-64
- Iblis Sungai Telaga 1-51
- Pengemis Gila 1-46
- Pendekar Cacad 1-47
- Naga Merah 1-43
- Batu Kumala Sakti 1-38
- Pukulan Naga Sakti 1-47
- Gapura Neraka 1-44
- Irama Maut 1-10
- Lembah Beracun 1-14
- Dendam Iblis Seribu wajah 1-39
- Tangan Berbisa 1-36
- Golok Halilintar 1-35
- Prahara di sungai Telaga 1-35
- Lambang Penangkal Maut 1-19
- Pendekar Kramat 1-28
- Sukma Pedang 1-18
- Pedang Pembunuh Naga 1-36
- Lambang Naga 1-25
- Pendekar Bunga Cinta 1-24
- Lencana Pembunuh Naga 1-29
- Perguruan sejati 1-22
- Lentera Maut 1-26
- Bukit Pemakan Manusia 1-45
- Misteri Lambang Maut 1-15
- Istana Borang
- Macan Terbang Naga sakti 1-28
- Pendekar Pisau terbang 1-16
- Hadiah pembawa bencana 1-22
- Sabuk Kencana 1-25
- Pendekar Pengejar Nyawa 1-45
- Tengkorak Maut 1-51
- Lembah Nirmala 1-57
- Taruna Pendekar 1-43
- Putri Neraka 1-16
- Jago Kelana 1-24
- Pendekar Muka Buruk 1-49
- Rahasia Kampung Setan 1-32
- Rahasia Kunci wasiat 1-26
- Rahasia Istana Terlarang 1-29
- Pelenyap Sukma 1-35
- Dewa Maut Harimau Putih 1-28
- Cincin Maut 1-34
- Lembah 3 Malaikat 1-48
- Pedang Keadilan 1 (35) dan 2 (32)
- Pohon Kramat 1-25
- Pendekar Tanpa Tandingan 1-14
- Dendam Sejagad 1-41
- Setan Harpa
- Raja Silat
Duri Bunga Ju
DURI BUNGA JU
''sebuah siasat mengumpan musuh, telah berubah menjadi seratus mulut juga tidak bisa dibantah''
Sejak awal, memang ceritanya sudah menjanjikan. Pembaca diperkenalkan ke satu demi satu tokoh pemegang peranan utama dari cerita ini, sampai kemudian tiba di pokok permasalahannya, peristiwa penjatuhan hukuman mati atas Yuan Ling atau Yuan Ershao [Tuan muda kedua dari keluarga Yuan], yang dituduh berusaha memperkosa kakak ipar dan telah meracun sampai mati keponakannya sendiri, demi untuk menjadi pewaris tunggal harta dan kekayaan dari keluarga Yuan, keluarga utama di dunia persilatan.
Tindakan drastis Yuan Ershao ini terjadi ketika kakak pertamanya, yaitu : Yuan Di atau Yuan Dashao [Tuan muda pertama dari keluarga Yuan], menghilang beberapa waktu untuk kembali dengan tanpa kepala. Perburuan untuk mengungkap pembunuhan ini dilakukan selama 3 bulan lebih tanpa hasil, sampai akhirnya terjadilah peristiwa memalukan yang menyeret Yuan Ershao ke penjara dan dijatuhi hukuman mati.
Yuan Ershao, di usia 16 tahun menghancurkan 36 gerombolan penjahat di gunung da Bie, di usia 17 tahun membunuh Ku Dao Ren, seorang panjahat yang gemar memakan hati anak kecil, di usia 18 tahun, pernah memotong tangan gembong penjahat si Tangis Tawa Dua Dewa, usia 19 tahun bertarung dan dikeroyok oleh empat anggota Qing Cheng di gunung Qing Cheng, usia 20 tahun menangkap dan membunuh 6 bersaudara dari Enam Iblis Selatan Sungai, dan di usia 23 , bertarung 5 hari 5 malam dengan ketua Wu Dang.
Menilik karir persilatan Yuan Ershao seperti di atas, apakah mungkin Ia mengaku telah melakukan seperti apa yang dituduhkan sehingga harus mandah menerima hukuman mati ?
Sisa 5 hari sebelum pelaksanaan hukuman mati berusaha dimanfaatkan oleh ketiga sahabat Yuan , yaitu : si Li Yuan Wai, Wang Dai dan Si Polisi Setan Tie Cheng Gong untuk mencari tahu kejelasan perkara ini. Sebelum semua jelas, peristiwa tragis menyusul, Yuan Ershao ketahuan mati dengan kepala hancur di dalam selnya.
Li Yuan Wai, di usia 10 telah dipercaya menjadi murid Raja Pengemis dari Gai Bang [ Kay Pang : Partai Pengemis ], dan kemudian menjabat ketua urusan hukum dari partai pengemis. Wang Dai, tidak jelas asal usulnya akan tetapi dunia persilatan mengenal dia sebagai Si Tangan Cepat. Kedua orang ini bersahabat ibarat kekasih. Sekarang mereka bersama sama harus datang ke kota kecil di provinsi terpencil untuk membantu sahabatnya keluar dari hukuman mati.
Seperti biasa, Khu Lung tidak membuang waktu untuk menjelaskan latar belakang dan asal usul para pelaku cerita, hanya saja sedikit demi sedikit masa silam mereka diungkap sesuai kebutuhan cerita. Rupanya tidak hanya Li, Wang dan si Setan Polisi saja yang meluruk ke dusun kecil ini, dengan berbagai alasan dan motif yang berbeda, mendadak dusun kecil di provinsi terpencil ini di datangi beberapa tokoh kosen dunia persilatan yang beberapa diantaranya sudah sangat sulit ditemui.
Melihat tebal buku yang mencapai hampir 1000 lembar, memang mengherankan apabila tema sederhana pengungkapan misteri kakak beradik Yuan ini harus sebegitu panjang menuju tamat. Tapi di pertengahan cerita, mulai berdatangan dan diperkenalkan beberapa tokoh dan karakter lain. Li dan Wang diberi sub plot. Persahabatan Li dan Wang juga terlalu sederhana untuk tidak digoda, sampai kemudian datang kekasih masa silam keduanya, Ouwyang Wushuang. Ouwyang ini ternyata sangat berpengaruh. Saking berpengaruhnya sampai kedua sahabat jagoan kita ini harus terlibat duel sampai mati.
Cerita dibuat rumit [atau malah jadi lebih sederhana ?], ketika Yuan Di, si Tuan Muda Pertama mendadak muncul. Rupanya Ia tidak mati, jadi siapa si mayat tidak berkepala itu? Yuan Di muncul untuk kemudian menjadi gila setelah mengetahui berbagai kejadian yang menimpa putra tunggal, istri, dan adiknya. Boleh dibilang pamor keluarga Yuan sudah hamcur total.
Berbagai kejadian mulai menyudutkan posisi si Setan Polisi, Li dan Wang kita ini. Wang kemudian harus dikabarkan mati, Li Yuan Wai dipecat partai pengemis dan dikejar jiwanya, Si Setan Polisi harus juga sekarat. Muncul beberapa tokoh aneh misterius yang tidak ketahuan hitam dan putihnya. Sampai pertengahan cerita, masih tidak diketahui , siapakah yang dikejar dan apa sebenarnya yang dicari cari oleh para jagoan kita ini. Cerita baru jelas ketika Yuan Ershao yang dikira mati malah kemudian muncul kembali dengan sehat bugar dan mulai membeberkan cerita secara runtut beserta tujuannya. Juga beberapa tokoh baru yang muncul juga rupanya tidak secara signifikan berhubungan langsung dengan misteri awal, yaitu konflik di keluarga Yuan. Para karakter tambahan ini sliwar sliwer dan nempel kesana kemari menjadikan cerita semakin berbelit belit.
Sebenarnya, cerita ini bisa saja ditamatkan oleh Khu Lung dengan waktu singkat, sebagai perbandingan bahwa formula cerita seperti ini juga dipakai dalam buku Elang Pemburu. Tapi entah mengapa cerita harus sedemikian perlu diperpanjang dan diulur ulur. Sebuah cerita panjang yang dipicu oleh kegilaan dari beberapa aktor yang kalau di runut runut kembali , ..... akan banyak menimbulkan pertanyaan dan ketidak logisan.
Panji Akbar Matahari Terbenam
Latar belakang cerita adalah pertempuran / perang antara kerajaan
Song dan kerajaan Jin (Kim). Pihak kerajaan Jin berniat menumpas
orang-orang gagah dunia persilatan yang diperkirakan mendukung
perlawanan Jenderal Yu Yun Wen dari kerajaan Song.
Untuk itu, Pangeran Jin Chen Ying mengerahkan 6 tokoh sakti dari
berbagai suku bangsa, yaitu : (1) Xia Hou Lie, orang Qi Dan (Cidan),
jenderal besar kerajaan Jin; (2) Ge La Tu, seorang Lama dari Tibet;
(3) Wan Yan Zhu, dari suku Nu Zhen (Nuchen), pernah menggegerkan
Zhong Yuan (Tionggoan) sebelum dikalahkan 3 kali oleh Fang Zhen Mei
sehingga kembali ke sukunya; (4) Xi Wu Hou, orang Han yang membelot
membela Jin, berjuluk Jue Ming Suan Pan (Toat Beng Suipoa - Sempoa
Pencabut Nyawa), disebut juga Sempoa Besi; (5) dan (6) adalah 2
bersaudara dari Mongolia, berpostur raksasa, bernama Hu Shang Ke dan
Hu Shang Ge.
Pangeran Jin sendiri sangat lihai karena merupakan murid terkasih
dari Sepasang Dewa dari Tibet, yaitu Elang Sakti dan Walet Emas dari
Tibet. Selain 7 orang lihai tersebut, masih ada saudara-saudari
seperguruan dari Pangeran Jin yang dipimpin oleh sang Da Shi Xiong
(twa-suheng) Qing Yan Zi.
Sasaran pertama dari 7 orang "aneh" tersebut (karena penampilannya
yang bermacam-macam, sesuai dandanan khas suku bangsanya) adalah 3
orang pentolan perusahaan pengawalan barang (piauw) Biao Huai Yang,
yaitu Li Long Da dengan pukulan Tangan Langit-nya, Wu Shen Si dengan
ilmu tongkat Iblis Gila dan ilmu tongkat Tat Mo, dan Cai Bu Pin yang
mahir 36 macam jurus tombak.
Sasaran kedua adalah keluarga persilatan nomor satu di Huai Bei,
yaitu Ding Dong Ting beserta kedua anaknya, Golok Emas Membelit
Naga - Ding Jun Ai dan Sepasang Golok Pembunuh Naga - Ding Jun Qing.
Sasaran berikutnya adalah para pendekar di kota Xia Guan. 4 orang
bersaudara angkat pimpinan pendekar di sana adalah (1) Long Zhai
Tian, terkenal dengan ilmunya Naga Terbang di Langit; (2) Bao Xian
Ding, si Tuan Sempoa (Suipoa Siansing); (3) Xin Wu Er, si Sempoa
Emas; dan (4) Ning Zhi qiu.
Setelah mencoba kelihaian Long Zhai Tian, yang sempat dibantu oleh
Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, Pangeran Jin menantang semua pendekar
untuk merebut kembali panji (bendera) kerajaan Song yang telah
diambilnya dalam pertarungan 7 babak di kota Xia Guan. Pihak yang
berhasil memenangkan 4 babak akan menjadi pemenangnya.
Sementara itu, tugas Qing Yan Zi dan saudara-saudari seperguruannya
adalah membunuh Jenderal Yu Yun Wen. Oleh karena itu, mereka
berusaha menculik dan menipu Fang Zhen Mei dengan siasat memancing
harimau turun gunung; sehingga Fang Zhen Mei dibuat kalang kabut
berusaha menolong Jenderal Yu sambil tetap andil dalam pertarungan
taruhan Pangeran Jin.
Sebelum pertaruhan dimulai, Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong yang
khawatir kemenangan tidak berpihak pada mereka, berniat memancing
dan menumpas sebagian anggota musuh untuk mengurangi kekuatan lawan;
tapi akhirnya malah tertipu dan terluka parah, hampir mati kalau
saja Shen Tai Gong bukan jagoan bertarung di dalam air.
Klimaks terjadi pada pertarungan 7 babak. Ada pertarungan antara
Sempoa Besi Xi Wu Hou melawan Sempoa Emas Xin Wu Er. Tuan Sempoa Bao
Xian Ding menghadapi ilmu Tendangan Berantai Pengikat Roh dan ilmu
Cakar Setan dari si orang Nu Zhen - Wan Yan Zhu. Shen Tai Gong ikut
bertarung dengan aksi kocaknya, dan pertarungan Wo Shi Shui yang
nekat adalah yang paling menegangkan. Di pihak Long Zhai Tian masih
ada 2 orang pendeta lihai bernama Hua Hui dan Bu Tong yang ikut
ambil bagian.
Karena hasilnya seri, maka pertarungan 7 babak diulang kembali dari
awal. Pangeran Jin dengan ilmunya Qing Yan Shen Zhang langsung
menggebrak dengan meraih kemenangan 3 kali berturut-turut, tapi
tentunya hasil akhir sudah dapat ditebak begitu Fang Zhen Mei, sang
jagoan sakti mandraguna, muncul tepat pada waktunya di atas
panggung. Saat pertandingan berakhir, PANJI AKBAR kerajaan Song
terlihat disinari MATAHARI yang mulai TERBENAM.
Pendekar Riang
Pendekar Riang adalah Kwik Taylok, seorang pemuda
gagah yang ilmu silatnya tidak hebat-hebat amat, tapi
bercita-cita menjadi pendekar besar. Karena baru
berkelana dalam dunia persilatan, pengetahuannya akan
seluk-beluk dunia persilatan sangat cetek. Ia agak
lugu dan kadang sedikit tolol, tapi cepat mempelajari
segala sesuatu sehingga sering merasa sok pintar.
Hobinya mengoceh, boleh dibilang ia tidak kalah bawel
dari nenek-nenek. Meski tampak mengesalkan, tapi
hatinya baik, ramah, mudah tersentuh dan jatuh iba
pada sesama manusia.
Cerita dimulai dari saat Kwik Taylok terjun pertama
kalinya ke dunia persilatan setelah kedua orang-tuanya
meninggal. Ia ingin mengamalkan ilmu-ilmu silat yang
dimilikinya untuk membantu banyak orang. Belum apa-apa
ia sudah bangga bukan kepalang karena berhasil
menyelamatkan nyawa seorang congpiautau sebuah
piaukiok kecil. Hal ini membuatnya diterima menjadi
wakil dari congpiautau tersebut. Namun setelah
mengacaukan kawalan pertamanya, pahlawan kita ini
dipecat. Setelah berganti-ganti profesi yang hasilnya
malah membuatnya bangkrut habis-habisan dan kelaparan
setengah mati, ia terpaksa merubah cita-citanya dari
pendekar mulia menjadi perampok budiman. Maksudnya
perampok ala Robin Hood yang merampok harta orang kaya
untuk dibagikan pada orang miskin. Sialnya, ia salah
sasaran. Yang dimasukinya memang sebuah rumah megah,
tapi kosong melompong. Hok kui sanceng yang berlokasi
di pinggiran kuburan seperti rumah hantu. Tak ada
isinya kecuali sebuah ranjang besar dan sang pemilik
rumah bernama Ong Tiong yang kerjanya hanya
tidur-tiduran di atasnya. Walaupun begitu Kwik Taylok
merasa senang berteman dengan Ong Tiong dan sejak saat
itu ia tinggal di sana.
Beberapa hari kemudian datang seorang pemuda bernama
Yan Jit. Ternyata ia datang karena ingin bersembunyi
dari kejaran sekelompok preman cebol yang dijuluki
‘Semut’. Tak dinyana empat semut menyusulnya ke sana.
Terjadi perkelahian seru yang lucu antara Ong Tiong,
Kwik Taylok dan Yan Jit di satu pihak melawan empat
semut. Setelah kawanan semut berhasil diusir pergi,
Yan Jit menjadi orang ketiga dalam Hok kui sanceng.
Meski berteman, sikap Yan Jit tetap misterius. Ia
sering menghilang beberapa hari dan pulang dengan
membawa oleh-oleh aneh, dari seekor burung gereja
sampai arak beras ketan. Suatu hari ia pulang sambil
membawa seorang pemuda sekarat. Pemuda yang tidak jadi
mati setelah menenggak habis satu-satunya persediaan
arak mahal yang disimpan Ong Tiong selama
bertahun-tahun itu bernama Lim Taypeng. Dan Taypeng
juga akhirnya betah tinggal di dalam Hok kui sanceng
bersama ketiga teman barunya yang dekil.
Ong Tiong yang super pemalas, Kwik Taylok yang gesit
dan ceria, Yan Jit yang cerdik dan Lim Taypeng yang
kalem hidup bersama berbagi suka dan duka. Walau hidup
miskin hingga kelaparan, tapi tetap bahagia karena
memiliki sahabat. Dan juga karena Kwik Taylok selalu
menghangatkan suasana. Meski demikian pantang bagi
mereka untuk menanyakan persoalan pribadi dan masa
lalu masing-masing. Namun seiring berjalannya waktu,
rahasia masa lalu keempatnya terungkap satu persatu
hingga mempengaruhi jalinan persahabatan dan merubah
hidup mereka selanjutnya.
Khu Lung memang selalu mengambarkan persahabatan
dengan indah, lebih indah dari kisah cinta. Tapi
cersil ini cukup romantis dalam menggambarkan
jatuh-bangun pencarian cinta dari empat tokoh utama.
Sesuai judulnya, cersil yang menggambarkan indahnya
persahabatan dan kesetiakawanan yang tulus ini sangat
riang dan membuat pembaca gembira. Dibuka dengan kisah
kocak dan ditutup dengan kisah bahagia.
Bagi penggemar Khu Lung yang menyukai tokoh utama yang
cerdik bin sakti dengan alur cerita rapat penuh
tipu-daya dan pertarungan sengit, mungkin akan merasa
sedikit kecewa disuguhi cerita ringan yang dibumbui
kekonyolan di mana-mana. Tapi Pendekar Riang sama
sekali tidak bisa dikatakan jelek. Cerita mengalir
dengan lancar. Meski obrolan ngalor-ngidul kadang
terlalu panjang, tapi kata-katanya cerdas, menggigit
dan lucu. Adu siasat dan pengkhianatan juga tetap ada,
begitu pula dengan perkelahian biarpun porsinya
sedikit.
Yang mengasyikan walau sudah dibaca berkali-kali, buku
ini tidak akan membosankan. Pertama, karena bahasa
yang digunakan Tjan ID membuat cersil ini sangat enak
dibaca. Yang kedua, tampilan buku ini sangat rapi dan
enak dilihat karena Wastu Lanas Grafika mencetaknya
dalam kemasan deluxe. Ada dua pilihan, hardcover dan
softcover. Ada bonus pembatas buku pula. Gambar
sampulnya pun bagus, menggambarkan relasi keempat
sekawan ini dengan tepat. Coba semua cersil dicetak
sebaik ini. Biarpun harganya sedikit mahal, tapi buku
ini layak untuk dikoleksi.
gagah yang ilmu silatnya tidak hebat-hebat amat, tapi
bercita-cita menjadi pendekar besar. Karena baru
berkelana dalam dunia persilatan, pengetahuannya akan
seluk-beluk dunia persilatan sangat cetek. Ia agak
lugu dan kadang sedikit tolol, tapi cepat mempelajari
segala sesuatu sehingga sering merasa sok pintar.
Hobinya mengoceh, boleh dibilang ia tidak kalah bawel
dari nenek-nenek. Meski tampak mengesalkan, tapi
hatinya baik, ramah, mudah tersentuh dan jatuh iba
pada sesama manusia.
Cerita dimulai dari saat Kwik Taylok terjun pertama
kalinya ke dunia persilatan setelah kedua orang-tuanya
meninggal. Ia ingin mengamalkan ilmu-ilmu silat yang
dimilikinya untuk membantu banyak orang. Belum apa-apa
ia sudah bangga bukan kepalang karena berhasil
menyelamatkan nyawa seorang congpiautau sebuah
piaukiok kecil. Hal ini membuatnya diterima menjadi
wakil dari congpiautau tersebut. Namun setelah
mengacaukan kawalan pertamanya, pahlawan kita ini
dipecat. Setelah berganti-ganti profesi yang hasilnya
malah membuatnya bangkrut habis-habisan dan kelaparan
setengah mati, ia terpaksa merubah cita-citanya dari
pendekar mulia menjadi perampok budiman. Maksudnya
perampok ala Robin Hood yang merampok harta orang kaya
untuk dibagikan pada orang miskin. Sialnya, ia salah
sasaran. Yang dimasukinya memang sebuah rumah megah,
tapi kosong melompong. Hok kui sanceng yang berlokasi
di pinggiran kuburan seperti rumah hantu. Tak ada
isinya kecuali sebuah ranjang besar dan sang pemilik
rumah bernama Ong Tiong yang kerjanya hanya
tidur-tiduran di atasnya. Walaupun begitu Kwik Taylok
merasa senang berteman dengan Ong Tiong dan sejak saat
itu ia tinggal di sana.
Beberapa hari kemudian datang seorang pemuda bernama
Yan Jit. Ternyata ia datang karena ingin bersembunyi
dari kejaran sekelompok preman cebol yang dijuluki
‘Semut’. Tak dinyana empat semut menyusulnya ke sana.
Terjadi perkelahian seru yang lucu antara Ong Tiong,
Kwik Taylok dan Yan Jit di satu pihak melawan empat
semut. Setelah kawanan semut berhasil diusir pergi,
Yan Jit menjadi orang ketiga dalam Hok kui sanceng.
Meski berteman, sikap Yan Jit tetap misterius. Ia
sering menghilang beberapa hari dan pulang dengan
membawa oleh-oleh aneh, dari seekor burung gereja
sampai arak beras ketan. Suatu hari ia pulang sambil
membawa seorang pemuda sekarat. Pemuda yang tidak jadi
mati setelah menenggak habis satu-satunya persediaan
arak mahal yang disimpan Ong Tiong selama
bertahun-tahun itu bernama Lim Taypeng. Dan Taypeng
juga akhirnya betah tinggal di dalam Hok kui sanceng
bersama ketiga teman barunya yang dekil.
Ong Tiong yang super pemalas, Kwik Taylok yang gesit
dan ceria, Yan Jit yang cerdik dan Lim Taypeng yang
kalem hidup bersama berbagi suka dan duka. Walau hidup
miskin hingga kelaparan, tapi tetap bahagia karena
memiliki sahabat. Dan juga karena Kwik Taylok selalu
menghangatkan suasana. Meski demikian pantang bagi
mereka untuk menanyakan persoalan pribadi dan masa
lalu masing-masing. Namun seiring berjalannya waktu,
rahasia masa lalu keempatnya terungkap satu persatu
hingga mempengaruhi jalinan persahabatan dan merubah
hidup mereka selanjutnya.
Khu Lung memang selalu mengambarkan persahabatan
dengan indah, lebih indah dari kisah cinta. Tapi
cersil ini cukup romantis dalam menggambarkan
jatuh-bangun pencarian cinta dari empat tokoh utama.
Sesuai judulnya, cersil yang menggambarkan indahnya
persahabatan dan kesetiakawanan yang tulus ini sangat
riang dan membuat pembaca gembira. Dibuka dengan kisah
kocak dan ditutup dengan kisah bahagia.
Bagi penggemar Khu Lung yang menyukai tokoh utama yang
cerdik bin sakti dengan alur cerita rapat penuh
tipu-daya dan pertarungan sengit, mungkin akan merasa
sedikit kecewa disuguhi cerita ringan yang dibumbui
kekonyolan di mana-mana. Tapi Pendekar Riang sama
sekali tidak bisa dikatakan jelek. Cerita mengalir
dengan lancar. Meski obrolan ngalor-ngidul kadang
terlalu panjang, tapi kata-katanya cerdas, menggigit
dan lucu. Adu siasat dan pengkhianatan juga tetap ada,
begitu pula dengan perkelahian biarpun porsinya
sedikit.
Yang mengasyikan walau sudah dibaca berkali-kali, buku
ini tidak akan membosankan. Pertama, karena bahasa
yang digunakan Tjan ID membuat cersil ini sangat enak
dibaca. Yang kedua, tampilan buku ini sangat rapi dan
enak dilihat karena Wastu Lanas Grafika mencetaknya
dalam kemasan deluxe. Ada dua pilihan, hardcover dan
softcover. Ada bonus pembatas buku pula. Gambar
sampulnya pun bagus, menggambarkan relasi keempat
sekawan ini dengan tepat. Coba semua cersil dicetak
sebaik ini. Biarpun harganya sedikit mahal, tapi buku
ini layak untuk dikoleksi.
Langganan:
Postingan (Atom)