Minggu, 20 September 2009

Pisau Kekasih

Lim Leng-ji telah datang

Jika kau belum pernah bertemu dengan Lim Leng-ji, maka kau hanya orang biasa seperti kebanyakan orang.

Jika kau melewatkan kesempatan baik bertemu dengan Lim Leng-ji, maka kau adalah orang yang sangat bodoh.

Jika kau bertemu dengan Lim Leng-ji dan tidak merasa silau atau takjub, mungkin kau seorang yang buta atau idiot.

Jika kau bertemu dengannya dan langsung berpikiran kotor, tidak bisa berkata-kata, kau pastilah seekor babi.

Orang-orang berkata inilah cermin diri Lim Leng-ji.

Jika kau bisa bertemu dan duduk berdamping-an dengan Lim Leng-ji, kau pasti akan segera terpikirkan, berapa besarkah uang yang harus dikeluarkan hanya untuk bisa duduk sambil berbicara dengannya?

Kau pasti akan lebih berpikir barang berharga yang paling berharga bagaimana, agar bisa membuat kita menjadi tamu istimewanya?

Benarkah Lim Leng-ji adalah wanita yang seperti itu? Tentu saja semua ini harus melalui penyelidikan terlebih dahulu, baru kita bisa tahu.

Kereta Lim Leng-ji masih belum memasuki jalan utama di kota Koh.

Tapi orang yang lalu lalang di jalan utama kota itu sudah mengumumkan bahwa Lim Leng-ji sudah datang. Orang yang masih lalu lalang di sepanjang jalan utama kota itu pun langsung memasuki toko-toko dan rumah makan yang berada di dua belah sisi sepanjang jalan itu, dan para pedagang kaki lima pun memindah-kan barang dagangannya ke sudut-sudut jalan.

Jalan utama kota itu langsung menjadi sepi.

Tidak ada panji dan payung kipas juga tidak ada suara pukulan gong yang mengiringi, padahal dalam satu hari penuh, malam hari adalah waktu yang paling ramai dan penuh orang tetapi jalanan itu sekarang malah sangat sepi.

Bagaikan bak cat yang dipenuhi warna, kedua sisi kereta itu bertatahkan giok dan emas serta ditarik oleh sepasang kuda, kereta itu memasuki jalan utama tersebut.

Suara derit kereta kuda telah menenggelamkan bunyi suara yang lainnya.

Saat itu di setiap sudut jalan hanyalah terlihat kepala-kepala orang yang terjulur keluar melalui pintu dan jendela toko-toko yang ada di sekitar jalan itu, mengikuti gerakan kereta kuda yang datang.

Namaku Wie Kai

Seorang laki-laki yang kira-kira berumur 27-28 tahunan, berpakaian seperti umunnya tapi memiliki senyum yang sangat menawan hati orang di sekitarnya.

Anak muda ini sangatlah menarik perhatian orang, karena dia sedang berdiri di tengah jalan utama itu dan menghadang kereta kuda. Parasnya serta sikap-nya sangat menarik perhatian orang.

Entah benar-benar kurang ajar atau meng-hina.

Kata orang, cara mencari perhatian adalah melakukan sesuatu yang hendak dilakukan orang lain tapi belum sempat dilakukan, atau melakukan sesuatu yang orang lain tidak berani melakukannya.

Tapi jika kau melakukan sesuatu yang tidak berani dilakukan orang lain, justru pada akhirnya akan menimbulkan rasa iri hati atau cemburu.

Hanya saja melihat kesantaian, kekurang-ajaran, serta senyum menawan anak muda ini, orang-orang yang sedang naik darah pun pasti akan segera reda marahnya.

Siapakah gerangan anak muda ini?

Pakaiannya tidak gemerlapan, sikapnya juga tidak tampak serius, malahan cenderung bersifat berandalan.

Tapi hanya sedikit orang yang tahu apakah harus menganggukkan kepala terhadapnya atau malah menggelengkan kepala.

Mungkin kemunculannya bisa dipandang seba-gai hasil keberuntungan yang tidak terduga.

Kejahatan manusia justru biasanya dilandasi oleh alasan yang lemah ini.

Sekarang anak muda ini malah memusatkan pandangannya.

Kereta kuda itu memasuki kota dengan perlahan lahan.

Anak muda itu sedang berdiri menghalangi jalan. Jika kereta itu adalah kereta yang membawa raja, maka perbuatan ini bisa disebut dengan pemberontak.

Tiba-tiba dia mengangkat tangannya, berseru:

"Oi! Nona Lim Leng-ji yang ada di dalam kereta!"

Sikapnya ini bukan hanya kasar, tetapi juga gegabah dan kekanak-kanakan.

Tapi saat itu tidak ada seorang pun yang mau menasehatinya, malah berharap kesalahan yang dilaku-kannya mendapat reaksi.

Tentu saja inipun yang menjadi isi hati setiap orang.

Laki-laki yang menjadi kusir kereta itu tampak sangat kuat, kelihatannya dia merangkap sebagai pengawalnya juga.

Sekali menghela cemeti, di udara langsung keluar percikan api dari lecutan cemeti itu dan kemudian menyerang anak muda itu.

Paling tidak ada sebagian orang pasti bertanya-tanya apakah serangan itu bisa mengenai anak muda itu atau tidak.

Di dunia ini kebanyakan orang pasti berpikiran seperti itu, bahkan jika anak muda itu berpikiran rasional, pastilah akan berpikiran seperti itu juga.

Anak muda itu mengeluarkan tangannya, dengan tenang menahan serangan cemeti yang membabi buta.

Hanya ada beberapa orang yang benar-benar bisa melakukan perbuatan itu dengan baik.

Pengemudi kereta yang keretanya sedang menghadap kearah matahari terbenam itu sangat marah sampai muka dan telinganya merah, karena serangan cemetinya bisa ditahan.

Sebelah tangan anak muda itu mencengkram cemeti itu dan mengangkat tangan yang satunya lagi sambil berseru:

"Lim Leng-ji Siocia yang ada di dalam kereta, ijinkan aku melihatmu?"

Tidak akan ada seorang pun yang percaya bahwa tirai kereta itu akan terbuka.

Sebab di dalam kereta itu memang ada Lim Leng-ji.

Walaupun orang yang berpikiran seperti itu jumlahnya sangat banyak, tetapi tetap saja di antara orang yang berada dipinggir sepanjang jalan itu, ada yang mendekati depan kereta, mereka tidak mau melewatkan peristiwa yang langka yaitu terbukanya tirai kereta itu.

Prilaku seperti ini dengan anggapan bahwa tirai kereta itu tidak mungkin akan terbuka, benar-benar sangat bertolak belakang.

Kombinasi yang bertentangan.

Itulah kehidupan manusia.

Ini pastilah hanya kebetulan, tirai kereta itu perlahan-lahan terbuka.

Pakaian yang berwarna putih yang membung-kus kulit bagaikan salju.

Benar-benar tidak akan ada orang yang merasa bahwa ada sesuatu yang berbeda pada dirinya dibandingkan dengan wanita lainnya.

Tetapi pada saat yang bersamaan tidak ada satu orang pun yang pernah menjumpai wanita yang secantik dirinya.

Lim Leng-ji benar-benar Lim Leng-ji.

Ada banyak wanita di dunia ini yang bisa menggetarkan hati orang, tetapi mereka bukanlah Lim Leng-ji.

Di dunia ini ada dua jenis wanita yang tidak mungkin menerima kecemburuan yang sama, jika bukan wanita yang sangat jelek pastilah wanita sangat cantik.

Dandanan yang menarik saja tidak cukup untuk melukiskan tentang dirinya.

Mereka saling memandang satu sama lainnya.

Dia mungkin satu-satunya pria yang tidak memiliki rasa rendah diri, tetapi jantungnya tetap saja berdegup.

Dia percaya jika suara detak jantung dari orang-orang yang berada di keempat penjuru kereta itu jika disatukan, suaranya pasti lebih keras dibandingkan dengan tambur besar yang dipukul sekuat tenaga.

Pandangan matanya sangat tajam juga sangat serakah, benar-benar salah satu jenis pandangan mata pria yang paling dibencinya. Tapi tiba-tiba dari matanya muncul pandangan yang berbinar-binar.

Anak muda itu menggosok-gosok ujung hidung-nya sambil berkata:

"Namaku Wie Kai!"

Dia tidak bisa mengerti makna kata-kata yang terkandung dalam pandangan mata Lim Leng-ji, tetapi sepertinya ada perasaan yang saling mengenal satu dengan lainnya. Jika tidak, bagaimana mungkin mereka bisa saling memandang seperti itu?

Mereka seperti orang yang pernah bertemu di dalam mimpi saja.

Kusir kereta yang bak pengawal itu tiba-tiba saja muncul di samping anak muda itu.

Walaupun orang ini sekujur tubuhnya dibalut oleh busana yang indah, tetapi orang yang bermata tajam dengan sekali lihat pasti langsung tahu kalau dia adalah orang yang hanya patuh akan perintah.

Kepribadian yang seperti itu sudah tidak bisa dibuang juga tidak bisa dirubah.

Orang itu berkata kepada Wie Kai:

"Namamu Wie Kai, betul tidak?"

Wie Kai menjawab sambil tertawa:

"Aku baru saja mengatakan pada nona Lim Leng-ji."

Kata kusir itu:

"Di Ta-ih-tu-hong (wisma judi Ta-ih), kau telah berhutang pada tuan mudaku sebanyak 320 tail."

"Tuan mudamu?" Tanya Wie Kai dengan tanpa menghilangkan senyum di mukanya.

Kusir itu membalikkan tubuhnya dan di atas undak-undakan batu di depan sebuah kedai arak berdiri seorang yang berpakaian indah dan menonjol.

Penampilannya menunjukkan bahwa dia orang yang bermartabat dan air mukanya serius sehingga orang mana pun, hanya dengan melihat sekilas pasti langsung percaya bahwa dia adalah tuan muda yang berasal dari keluarga kaya atau pemuda dari keluarga yang terhormat.

Hanya saja anak muda ini dengan Wie Kai adalah dua jenis orang yang berbeda.

Wie Kai orangnya tampan, pembawaannya santai, bebas, ada sedikit sifat berandalan, tetapi malah justru menarik perhatian orang terutama di saat dia tertawa.

Hanya dengan melihat tawanya, biarpun makan malam tidak ada semangkuk nasi, juga akan terasa seperti berada di langit ke sembilan.

Wie Kai menoleh dan memandang anak muda yang bermuka serius itu, lalu tiba-tiba berkata:

"Benar-benar orang yang berpendidikan. "

Akulah Loo Cong

Anak muda yang bermuka serius itu maju ke depan seraya menyatukan kedua tangan di depan dadanya berkata:

"Aku she Loo dan namaku adalah Cong. Budakku bersikap tidak sopan, harap Wie-heng jangan masukkan ke dalam hati."

Wie Kai berkata:

"Jika ingin menagih hutang, mengapa anda harus bersikap misterius seperti itu?"

Uang sebanyak 320 tail bukanlah jumlah yang sedikit, orang yang bermata tajam pasti bisa melihat bahwa di tubuh Wie Kai tidak akan ada uang sebesar 320 tail.

Saat itu Wie Kai membuka kepalan tangannya dan kusir kereta menarik kembali cemeti yang terjulur tadi.

Walaupun sedang membicarakan masalah 'pengembalian hutang', tapi di bawah tatapan banyak orang dia sama sekali tidak mengingkarinya.

Padahal ada sebagian orang sedang men-cemaskannya, juga ada sebagian lagi yang berharap melihat gurauannya.

Pelayan yang jahat ini sengaja membuatnya malu di depan Lim Leng-ji, tapi majikannya sama sekali tidak peduli.

Kejadian yang memalukan, kali ini sudah tidak bisa dihindari lagi.

Loo Cong berkata lagi:

"Harap kata-katanya jangan Wie-heng masukan ke dalam hati!"

Hati Wie Kai terasa sangat cemas, tapi dia tetap tenang.

Lagipula tirai kereta sudah diturunkan kembali, tetapi dia percaya kalau Lim Leng-ji yang berada di balik tirai kereta itu tetap memperhatikan dirinya.

Wie Kai adalah orang yang sangat pintar dan cekatan, karena itu dia bisa setiap saat mengeluarkan tawa yang menggetarkan hati setiap orang.

Pandangan mata Wie Kai menyapu ke empat penjuru, lalu tiba-tiba pandangan matanya jatuh pada seorang gadis yang berdandan sederhana dan memiliki sepasang mata yang besar, yang berjarak 5-7 langkah darinya.

Saat itu juga dia merasa bahwa hal yang menjengkelkan seperti ini sudah berkurang setengah-nya.

Tawanya malah semakin gembira dan semakin membingungkan orang.

Dia melambaikan tangannya kepada gadis itu.

Gadis itu layak kenalannya saja atau pun anggota keluarganya.

Tapi. mengapa gadis yang bermata besar itu justru malah datang menghampiri?

Padahal mereka berdua sama sekali tidak saling mengenal, paling tidak belum pernah sekali pun bertegur sapa.

Lalu mengapa setelah dia terperanjat malah datang menghampirinya.

Sesudah datang mendekat, barulah gadis itu sadar dan bertanya kepada diri sendiri. Mengapa aku mau datang mendekatinya? Benar-benar tidak bisa dimengerti!

Wie Kai melambai-lambaikan tangan dengan muka yang senang berkata:

"Tolong berikan uangnya pada Loo-heng ini!"

"Aku?" Gadis yang bermata besar itu bertanya dengan suara kecil.

Wie Kai mengangguk-anggukka n kepalanya dan wajahnya tidak berubah sedikit pun. Memperlihat- kan uang sebesar 320 tail, berkeping-keping uang saja, kenapa harus sampai ribut-ribut segala?

Pembawaan gadis bermata besar itu amat sangat tenang, bagaimana pun juga mereka adalah manusia yang sudah berpengalaman dalam kehidupan ini.

Dari ke empat penjuru jalan tidak terdapat banyak orang yang mengamati mereka berdua.

Jika mereka berdua hendak adu keras kepala, mereka benar-benar jagoan.

Gadis bermata besar itu berkata dengan suara kecil:

"Walaupun aku bisa menolongmu, tapi dengan sikapmu yang seperti ini, mengapa aku harus menolongmu?"

Suaranya sangatlah kecil sehingga hanya mereka berdua saja yang bisa mendengarnya.

Wie Kai mengangkat tangannya sambil berkata dengan suara kecil:

"Karena namamu Hong Ku!"

"Kalau aku Hong Ku, memangnya kenapa?"

"Sebab Hong Ku adalah Sam-jiu-Koan- in (Dewi Kwan-in Bertangan Tiga)."

"Kalau Sam-jiu-Koan- in, memangnya kenapa? Apa urusannya denganmu?"

Walaupun di mulutnya mengatakan 'apa urusan mu', tetapi raut wajahnya tersenyum.

Meski Wie Kai sedang memohon uluran tangan orang, tetapi raut wajahnya sama sekali tidak berubah dan tetap saja tersenyum, seperti layaknya seorang pelayan perempuan yang bersedia melakukan apa pun demi kepentingan majikannya.

"Walaupun memang bukan urusanku, hanya saja tadi kau melakukan beberapa 'transaksi jual beli', aku adalah satu-satunya saksi mata," Kata Wie Kai.

Raut wajah Hong Ku sedikit berubah.

"Kau?"

Wie Kai berkata sambil berbisik:

"Di tubuhmu ada sebuah kalung emas, selembar kertas uang (cek), dan sebuah tutup kepala dari batu giok yang sangat mahal."

Raut wajah Hong Ku langsung berubah.

"Kau!"

"Setiap kali melakukan aksinya selalu bersih dan rapi, nama Sam-jiu-Koan- in benar-benar memiliki prestasi yang patut dibanggakan! "

Hong Ku tiba-tiba mengeluarkan suara tawa yang manis, seperti layaknya pelayan yang dipuji oleh majikannya, katanya:

"Siau-kai, kau benar-benar hebat! Aku sungguh mengaku kalah olehmu!"

Wie Kai menundukan kepalanya, berkata:

"Terima kasih! Aku akan segera mengembali-kannya. "

Hong Ku segera mengeluarkan selembar cek dan memberikannya kepada Loo Cong sambil berkata:

"Di jalan menagih hutang, ternyata di dalam keluarga terhormat juga diajarkan cara menagih hutang seperti ini."

dst...

PEMBUNUHAN 13 PENDEKAR WAHID

Ketika Oey Ciu Hong mendusin dari pingsannya ternyata kepandaian silatnya sudah musnah oleh racun yang telah di minumnya.

Untuk menghindar musuh-musuh yang ingin membunuhnya, di bantu Su Siau Bin, dia terpaksa menyamar dan menyepi untuk menyembuhkan keracunannya

Selain Oey Ciu Hong, kelompok dia yang berjumlah 13 orang pendekar dalam semalam juga telah terbunuh, hanya 1-2 orang yang menghilang tidak ketahuan mati hidupnya. Selain itu keluarga dia juga mendapat serangan sekelompk penjahat misterius, istri dan anaknya menghilang, dalam serangan itu anak Oey Ciu Hong yang bernama Oey Ting So terjatuh ke dalam sungai dan di tolong sebuah keluarga persilatan yang terdiri nenek dan cucunya bersama pelayannya, di sini Oey Ting Soh belajar silat selama 100 hari, setelah itu Oey Ting Soh mulai mengembara mencari ayah, ibunya, dan berusaha memecahkan siapa dalang pembunuhan ini. ..

Judul buku : PEMBUNUHAN 13 PENDEKAR WAHID

Karangan : KAO KAO

Saduran : Sin M

1 jilid tamat 317 hal

Pelangi Menembus Matahari

Di sebuah pulau terpencil datang dua orang kakak beradik bernama Bu Tong dan Bu Ta, mereka adalah anggota aliran sesat, yang sedang melarikan diri karena di kejar-kejar para pendekar yang ingin membunuhnya.

Saat itu di pulau terpencil menetap 2 orang, satu adalah anak kecil yang bernama Seng Cian dan satu lagi seorang kakek yang di juluki Ceng Liong Ong (Raja naga hijau)

Ceng Liong Ong pernah membabat habis orang-orang penting dari perkumpulan aliran sesat hingga berantakan. Sedangkan Bu Tong dan Bu Ta waktu itu masih rendah jabatannya sehingga tidak sampai terbunuh.

Karena ceroboh berlatih silat Ceng Liong Ong hampir tersesat, setelah mendapat bantuan dari dua orang ini dia bisa selamat, karena berjasa kedua kakak beradik dan anak kecil itu di angkat menjadi murid oleh Ceng Liong Ong.

Selama 8 tahun mereka tinggal di pulau itu belajar. Suatu hari sehabis mereka bertiga melaut, mereka melihat guru nya sedang duduk diam di batu karang, ternyata gurunya sudah meninggal, di batu itu tertulis pesan, supaya kakak beradik tinggal terus di pulau itu, sedangkan Seng Cian harus pergi ke Ceng-sia untuk belajar jurus terhebat Pelangi Menembus Matahari (Tiang Hong Koan Jit) yang di kuasai anak gadis gurunya.

Karena kedua kakak beradik memang dasarnya orang jahat, setelah gurunya meninggal mereka berubah lagi menjadi jahat, dan menyiksa adik seperguruannya, kemudian mereka bermaksud pergi ke Ceng-sia ingin menipu anak gadis gurunya, untuk memperoleh jurus Pelangi Menembus Matahari... dst

Karangan : NI KUANG

Di ceritakan kembali oleh : Chilly

Terdiri dari 1 jilid tamat 185 hal

Papan Utara Seruling Selatan


Sebuah keluarga yang sedang bepergian naik perahu, di sebuah selat diserang 3 orang penjahat yang berhasil membunuh ayah dari keluarga ini.

Ternyata pembunuhan ini sudah di atur oleh anak perempuannya yang berumur 15-16 tahun, yang bernama Lok Lian, diam-diam dia sudah menjadi istri kepala penjahat, selanjutnya kepala penjahat yang masih muda inipun bermaksud memperistri ibunya dan membunuh anak laki-lakinya yang masih berumur 5-6 tahun.

Dengan nekad ibu anak laki-laki yang bernama Lok Hoo, berhasil menceburkan anak laki-lakinya ke dalam sungai, berharap dia bisa menyelamatkan nyawanya.

Lok Hoo di selamatkan sebuah keluarga baik, tapi ternyata merupakan keluarga salah seorang penjahat ini, dan ayah penjahat itu tahu anaknya bermaksud membunuh Lok Hoo. Dalam keadaan bahaya seorang pendekar yang bernama Siau Ping menggunakan senjata kecapi berhasil menyelamatkan Lok Hoo.

Sampai berumur 17 tahun Lok Hoo belajar silat pada Siau Ping, setelah kepandaiannya cukup dia mulai mengembara dengan membawa kecapi sebagai senjatanya, dia mencari pembunuh ayahnya dan mencari ibunya..

Selain mencari pembunuh ayahnya dan ibunya, ternyata masih ada cerita menarik lainnya, seperti ada manusia yang tidak mempunyai tangan tapi menggunakan kaki seperti layaknya tangan dan mempunyai ilmu yang hebat. Ada tokoh yang menggunakan suaranya seperti kokok ayam bisa menyerang jantung lawannya hingga pecah, dan ada tokoh yang menggunakan papan besi jika diadukan mengeluarkan suara dahsyat bisa menghancurkan musuhnya. Dst.

karangan : Liu Yan Cang
Terjemahan : Liang Yi Shen
Terdiri dari 3 jilid tamat

Jilid ke 1 : 285 hal

Jilid ke 2 : 287 hal

Jilid ke 3 : 288 hal

Total : 860 hal.

Rahasia Gelang Pusaka

Cay Hoan Giok Tiap,
gelang pusaka yang berisi ilmu silat
yang luar biasa…
Siauw Lim Kie Su Koan,
kitab yang menyangkut rahasia Siauw Lim
Sie…

Perebutan benda mustika yang didamba
insan Rimba Persilatan,
menyebabkan sepasang anak kembar
terpisahkan,
setelah kematian kedua orang tuanya……

Mengalami nasib yang berbeda,
seorang dibesarkan dengan kebaikan,
yang lain dalam kejahatan……

U Ie Kun dikenal sebagai pemuda gagah,
Bu Beng Tongcu hanyalah seorang bungkuk
berwajah buruk

Mereka bertemu…… sebagai musuh……

Mereka berdua saudara akhirnya saling
mengenali,
mengakui, hidup bersama dan menuntut
balas
sakit hati ayah bunda mereka,
serta mendapatkan kembali
Cay Hoan Giok Tiap dan Siauw Lim Kie Su
Koan,
untuk menjaga ketenangan dan mencegah
banjir darah
di Rimba Persilatan…….


Mudah-mudahan
sinopsis ini dapat membantu anda.

Merak Merah

Kisah tentang Liu Bong Liong,
seorang piosu muda,
yang dalam perjalanan
pertamanya mengawal barang,
menemui beberapa kejadian
penting,
yang mengubah jalan hidupnya…

*****

Perjumpaan dengan …… To Hong
Jie,
membuat Liu Bong Liong
berusaha belajar
ilmu kepandaian melepas
senjata rahasia,
sebagai syarat untuk
merangkapkan jodoh…

*****

Perjumpaan dengan …… Keng Peng
Eng,
menimbulkan kebimbangan
tentang asal usul Hong Jie
yang mencintai Bong Liong
dengan sepenuh hati…

*****

Kisah dilatar belakangi
rahasia
yang menyelimuti perseteruan
antara Keluarga To dan Keng
selama dua generasi…

*****

“Bong Liong merasakan hatinya
tersayat.
Mengawasi Hong Jie disaat itu,
tak ada lain perasaannya
kecuali menyinta!
Keragu-raguannya bagaikan
terbang
disapu angin.”

*****

Semua dimulai dari …… MERAK
MERAH